Demi Kehormatan Keluarga, Pasangan Muda Pakistan Dibunuh
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM - Seorang perempuan hamil dan suaminya, diculik lalu ditembak oleh kerabat yang tidak menyetujui pernikahan mereka. Pembunuhan ini adalah yang terbaru dari lonjakan “aksi pembunuhan demi kehormatan” yang dilaporkan di Pakistan.
Pasangan tersebut dibunuh di dekat Desa Thikriwala di Provinsi Punjab pada hari Rabu (15/6) lalu, ungkap pejabat kepolisian lokal Malik Waris kepada AFP, hari Minggu (19/6). Jasad keduanya ditemukan di sebuah kanal.
Waris mengatakan bahwa Aqsa Bibi (22) dan Shakeel Ahmed (26) keduanya bekerja di sebuah perusahaan farmasi setempat dan menikah dalam sebuah upacara singkat empat tahun sebelumnya.
Aqsa sedang hamil, meski belum jelas usia kehamilannya. Pernikahan mereka membuat marah keluarga Aqsa, yang tinggal di desa tetangga.
Masalah ketidaksetujuan keluarganya kian memuncak ketika salah satu saudara sang perempuan, bernama Muhammad Moavia, yang baru kembali dari luar negeri mengumpulkan sejumlah kerabatnya untuk menculik pasangan tersebut.
Mereka kemudian menembak pasangan itu di kepala dan membuang jasad keduanya ke kanal.
Terdakwa masih buron, ungkap Waris, dan pengejaran sedang dilakukan.
Peristiwa ini menambah serangkaian pembunuhan yang diduga untuk mempertahankan kehormatan keluarga. Membunuh demi mempertahankan harga diri keluarga mencapai sekitar 1.000 nyawa setiap tahunnya di Pakistan.
Minggu lalu seorang pria dibunuh dengan digorok lehernya karena keluarga perempuan tidak setuju pernikahan mereka - sebuah contoh tidak biasa karena korbannya laki-laki.
Seminggu sebelumnya lagi, Zeenat Bibi yang baru berusia 16 tahun dibunuh oleh ibunya sendiri karena menikah dengan pria pilihannya - peristiwa ini memicu kecaman di seluruh negeri.
Perdana Menteri Nawaz Sharif bersumpah akan menghentikan aksi "jahat" membunuh demi kehormatan di tengah publisitas film untuk meraih Oscar: A Girl in the River: The Price of Forgiveness bercerita perempuan 18 tahun yang lolos dari pembunuhan ayah dan pamannya untuk menjaga nama baik keluarga.
Namun, tidak ada undang-undang baru guna mencegah peristiwa semacam itu terulang.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...