Demokrasi
SATUHARAPAN.COM - Demokrasi sebagai sebuah sistem tata kelola negara, galibnya jangan dijadikan tujuan. Sebab sebetulnya ia hanyalah sarana — itu pun “cuma” salah satu. Sarana untuk membawa masyarakat pada kehidupan yang aman, sejahtera, gemah ripah loh jinawi.
Lihat China, apa ada demokrasi di sana? Dan China sekarang “berada” di mana-mana. Bahkan sudah diprediksi, dalam waktu dekat China akan menjadi negara super power baru. Atau tetangga dekat, Singapura, negara mini yang tidak punya sumber alam, tapi dihormati di seluruh dunia.
Bagaimana di negeri nganu? Ya ada demokrasi (ala Amerika?) di sana, bahkan tiap hari dikumandangkan oleh, konon, para pejuang dan aktifisnya (yang biasanya setelah mendapat jabatan empuk, kemudian tidak lebih baik dari yang dikritiknya dulu). Lalu hasilnya? Musang berbulu domba menjadi pejabat negeri, para pembenci dan politisi semprul bebas berkeliaran seolah tak tersentuh oleh hukum. Dan roda pembangunan negeri pun menjadi tersendat, bahkan di sana-sini tersumbat.
Harus diakui, masih banyak orang yang; entah tidak punya kecerdasan yang cukup untuk bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, bahkan buat diri mereka sendiri; entah juga terlalu egoisnya, sehingga mudah saja hati nuraninya dibutakan oleh harta dan tahta. Jika ini yang terjadi, butuh “tangan kuat” untuk memaksanya kembali ke “jalan yang benar”.
Editor: Tjhia Yen Nie
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...