Demokrasi di Seluruh Dunia Terancam Serangan Siber
SATUHARAPAN.COM-Demokrasi di seluruh dunia berada di bawah rentetan serangan dunia maya yang harus diidentifikasi, disebutkan, dan dihentikan, kata Presiden Microsoft, Brad Smith, pada pertemuan para pejabat keamanan dan pertahanan pada hari Rabu (21/10).
Berbicara di Forum Masa Depan Atlantik, Smith menyebut Rusia, China, Iran, dan Korea Utara sebagai negara yang paling sering terlibat dalam serangan siber berbahaya yang menargetkan pemilihan umum dan politik domestik negara lain.
"Kita hidup dalam periode waktu ini yang tentunya belum tentu perang, tetapi juga tidak sepenuhnya terasa damai," katanya. "Ini adalah zona abu-abu tempat kita melihat serangan dunia maya yang konstan.”
"Lima tahun lalu, saya pikir kami memikirkan hal ini terutama dalam kaitannya dengan serangan terhadap, katakanlah, infrastruktur konvensional atau kemampuan militer kami, tetapi hari ini saya pikir itu menjadi serangan gencar terhadap demokrasi itu sendiri."
Para pejabat Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa negara-negara termasuk Rusia dan Iran sedang mencoba mempengaruhi hasil pemilihan presiden pada 3 November. Moskow dan Teheran berulang kali membantah tuduhan semacam itu.
Smith mengatakan "meretas dan mempersenjatai" dengan email pribadi dan kampanye disinformasi merupakan ancaman terbesar. "Saya yakin itu salah satu risiko terbesar bagi perlindungan demokrasi kita saat ini." (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Satu Kritis, Sembilan Meninggal, 1.403 Mengungsi Akibat Erup...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, N...