Desainer Didi Budiardjo Bertekad Dahulukan Pasar Lokal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pegiat mode Indonesia, Didi Budiardjo, menyatakan bertekad ingin mengangkat industri mode Indonesia dari pasar lokal sebelum menjelajah ke pasar internasional melalui program "Made in Indonesia".
Label Made in Indonesia yang telah diluncurkan pada tahun lalu itu, menurut Didi, merupakan symbol of quality yang penting, karena mampu menunjukkan kekhasan Indonesia.
“Made in Indonesia diharapkan nantinya memiliki standar size dan standar kualitas produk yang dipatenkan, sehingga mampu mewakili Indonesia,” ujar pria kelahiran Malang, Jawa Timur itu, kepada satuharapan.com, di Jakarta Selatan, hari Selasa (23/8) sore.
Ia berpendapat, Made in Indonesia yang juga akan diusung oleh Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dalam gelaran Trend Show 2017 di bulan November mendatang, sejalan dengan cita-cita Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang ingin karya anak bangsa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Karya-karya dalam program 'Made in Indonesia' akan dibungkus dalam show case bernama pop up store. Made in Indonesia diharapkan menimbulkan kebanggaan menggunakan produk dari desainer lokal. Tekstil-tekstil tradisional Indonesia juga bisa terangkat sebagai kekayaan warisan budaya kita,” kata dia.
Didi optimistis melihat iklim fashion di Indonesia yang selalu mendapatkan tempat yang baik di kancah internasional. Oleh karena itu, ia menganggap sudah saatnya fashion Indonesia lebih diperkenalkan di pasar lokal.
“Fashion Indonesia merupakan fashion yang terpandang di mata internasional, tapi mungkin justru kurang dikenal baik di negeri sendiri. Pasar kita demikian besar. Kalau kita tidak menggarapnya tapi justru mendahulukan pasar internasional itu adalah kesalahan yang luar biasa besar,” ucap Didi.
Made in Indonesia, ia menambahkan, tak hanya akan melibatkan desainer dari anggota IPMI, tapi juga melibatkan desainer dari luar IPMI untuk bersatu padu dalam menggerakkan industri mode asli buatan Indonesia.
Didi yang juga mencurahkan perhatiannya pada pengembangan kain batik itu, dalam Trend Show 2017 akan mengangkat songket dari Jembrana, Bali Barat.
“Kami akan mengangkat teknik songket lama di Jembrana dengan pewarnaan alami. Ini juga dalam rangka tugas kami mensosialisasikan Made in Indonesia," ia menjelaskan.
Setiap desainer yang ikut dalam Trend Show berkesempatan mengeluarkan 12 hingga 36 look atau koleksi rancangannya.
Melalui Trend Show 2017, Didi berharap bersama desainer lain mampu menjadi penggerak fashion Indonesia ke arah yang sebenarnya.
“Bahwa fashion Indonesia harus terus bergerak ke arah yang betul. Trend Show 2017 semoga bisa memberikan arahan yang tepat bahwa fashion yang sebenar-benarnya seperti apa,” Didi menambahkan.
Desainer yang akan berpartisipasi dalam Trend Show 2017 pada tanggal 8-11 November 2016 di The Hall Senayan City, antara lain ialah Andreas Odang, Auguste Soesastro, Stella Rissa, Barli Asmara, Carmanita, Danny Satriadi, Denny Wirawan, Era Soekamto, Ghea Panggabean, Hian Tjen, Mel Ahyar, Sebastian Gunawan, Sutanto Danuwidjaja, Tuty Cholid, Widhi Budimulia, Yogie Pratama, dan Yongki Budisutisna.
Editor : Sotyati
Natal dan Tahun Baru, Menag: Beri Kesempatan Umat Beribadah ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya menciptakan suasana y...