Desainer Didi Budiardjo Gelar Karya di Museum Tekstil
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menandai 25 tahun pengembaraannya di dunia mode, perancang busana Didi Budiardjo (45) menggelar pameran karya, peragaan busana, dan temu wicara fashion di Museum Tekstil, Jakarta Pusat.
Pada Kamis (15/1) di museum di kawasan Tanah Abang itu, Didi mempresentasikan kreasi kedua dari trilogi karyanya, Pilgrimage. Kreasi pertama dari trilogi karyanya, koleksi couture 2015 bertema Curiosity Cabinet, digelar di Jakarta, 1 Oktober 2014. Sawunggaling akan menjadi kreasi penutup dari trilogi karyanya. Karya instalasi seni yang terinspirasi dari dua maestro batik Indonesia, KRT Hardjonagoro Go Tik Swan dan Iwan Tirta itu dijadwalkan digelar awal Februari.
Pembukaan secara resmi Pilgrimage akan dilakukan Veronica Tan, istri Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan akan dihadiri undangan terbatas. Pengunjung umum dapat menikmati Pilgrimage dengan tiket bebas masuk mulai 16 Januari 2015 hingga 25 Januari 2015.
Peduli pada Pentingnya Pengarsipan Karya
Pilgrimage bernarasi tentang pengembaraan Didi dalam perjalanan panjangnya, 25 tahun, sejak 1989 hingga 2015, di dunia fashion yang disajikan dalam bentuk pameran.
Didi akan memajang koleksi mode karyanya dari masa ke masa di Museum Tekstil yang bisa disaksikan pengunjung. Pilihan “perayaan” seperti itu akan menjadikan Didi sebagai pelaku mode pertama yang mempersembahkan karyanya secara berbeda di Indonesia. Melalui pameran, pengunjung dipersilakan menghampiri dan melihat tiap benda yang ditampilkan dari jarak sangat dekat. Pada hari-hari tertentu, Didi akan menyiapkan waktu untuk berbincang langsung dengan pengunjung pameran.
Presentasi perjalanan desainer fashion yang berbeda ini diharapkan menarik perhatian siapa saja untuk dapat menikmati sebuah karya mode. “Jika selama ini sebuah peragaan busana bisa disaksikan langsung 2.000 undangan, dengan cara seperti ini saya harapkan bisa dilihat lebih dari jumlah itu, selama sembilan hari,” kata Didi dalam temu pers di Museum Tekstil, Rabu (7/1).
Dia juga berharap, “Persembahan ini dapat menjadi embrio dan penyemangat bagi peminat mode, terutama kaum muda, untuk semakin dapat mengenal dan ikut peduli pada pentingnya pengarsipan sebuah karya dalam upaya melestarikan dunia mode Indonesia.”
Pemilihan museum sebagai ajang peringatan, juga terkait dengan keinginannya untuk turut serta lebih memperkenalkan museum kepada generasi muda.
Editor : Sotyati
Pakistan Kembangkan Rudal Yang Dapat Menghantam Amerika Seri...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Seorang pejabat senior Gedung Putih pada hari Kamis (19/12) mengataka...