Deteksi Dini Cegah Luka Dekubitus pada Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Anggota Bidang Organisasi dan Kaderasisasi Dewan Perwakilan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia DKI Jakarta Harwina Widya Astuti mengatakan luka dekubitus atau luka yang disebabkan oleh tekanan pada orang lanjut usia (lansia) dapat dicegah lewat deteksi dini.
"Kalau kita sudah melihat bahwa kulit itu berwarna kemerahan itu adalah salah satu yang bisa kita curigai. Kita curigai dulu apakah daerah tersebut sering tertekan dalam waktu yang lama. Kalau tertekan maka kita sudah bisa melihat itu sudah masuk ke dalam stadium satu," ujar Harwina di Jakarta, Rabu (24/5).
Dia mengatakan lansia dengan kondisi tirah baring yang lama sangat rentan mengalami luka dekubitus. Apabila ditemukan tanda kemerahan pada bagian kulit yang tertekan, maka harus segera dilakukan langkah pencegahan.
Langkah pencegahan yang dimaksud di antaranya dengan menjaga kelembaban kulit. Kulit harus dalam kondisi lembab yang cukup, tidak terlalu kering atau terlalu lembab.
Kebersihan kulit juga harus dijaga, salah satunya dengan penggunaan sabun yang tepat untuk menghindari iritasi. Penggunaan losion juga bisa dilakukan untuk melindungi kelembaban kulit.
Lebih lanjut Harwina mengatakan luka dekubitus dapat terjadi di berbagai bagian tubuh yang rentan terhadap tekanan, seperti tumit, bokong, bahu, kepala, sikut, hingga mata kaki. Tulang yang menonjol atau otot pada bagian tersebut berisiko tinggi terkena luka dekubitus.
"Tapi yang paling sering adalah tulang menonjol di bagian bokong belakang. Kalau berbaringnya sering miring maka bahu lalu sikut itu juga bisa kena, termasuk mata kaki. Intinya bagian yang menonjol itu yang berisiko terjadinya luka tekan atau dekubitus," ucapnya
Dalam kesempatan itu, Harwina turut membagikan tips merawat lansia agar terhindar dari luka dekubitus.
Pertama, harus peduli dan memperhatikan kebersihan kulitnya serta menjaga agar tetap lembab. Kebersihan, kelembaban, dan kondisi kulit harus diperhatikan dengan seksama.
Selain itu, penting juga untuk membangun ikatan atau bonding. Dengan adanya ikatan tersebut, perawat akan lebih peduli dan bertanggung jawab dalam merawat lansia dalam jangka waktu yang lama.
"Jadi artinya kita akan peduli untuk merawat anggota keluarga kita. Dari situ akan timbul rasa saya harus berperan apa? Saya ingin merawat anggota keluarga saya yang sakit, saya harus memulai dari mana? Misalnya seperti itu," kata dia.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...