Dewan Keamanan PBB Berdebat tentang Perpanjangan Mandat UNIFIL di Lebanon
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Dewan Keamanan PBB berdebat tentang mandat misi pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, UNIFIL, yang akan diperbarui pada akhir bulan. Amerika Serikat, melalui duta besarnya, Kelly Crfat, menekankan perlunya mandat baru, dan dia mendukung Israel tentang perubahan besar.
“AS telah lama menegaskan secara terbuka bahwa status quo di Lebanon tidak dapat diterima,'' kata Craft dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut. “Sekarang adalah waktunya untuk memberdayakan UNIFI,... dan memungkinkan misi untuk sepenuhnya mencapai apa yang telah ditetapkan.''
Tapi Craft menghadapi perjuangan berat karena sebagian besar dewan mendukung kelanjutan mandat UNIFIL saat ini. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah menulis kepada dewan tersebut menyerukan pembaruan 12 bulan mandat UNIFIL, menekankan pentingnya mempertahankan kekuatan pasukan yang tinggi.
UNIFIL dibentuk untuk mengawasi penarikan pasukan Israel setelah invasi tahun 1978. Misi tersebut diperluas setelah perang tahun 2006 antara Israel dan militan Hizbullah sehingga pasukan penjaga perdamaian dapat ditempatkan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel untuk membantu pasukan Lebanon memperluas otoritas mereka ke selatan negara mereka untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Dukungan Jerman
Wakil Duta Besar Jerman untuk PBB, Gunter Sautter, mengatakan kepada dewan dalam sambutan yang diedarkan oleh misi PBB negara itu bahwa “ketegangan baru-baru ini dan bahaya eskalasi hanya menggarisbawahi pentingnya kehadiran UNIFIL di lapangan.” Dia menyebutkan “realitas politik baru'' sejak ledakan dahsyat pekan lalu di pelabuhan Beirut menjadikannya “lebih penting dari sebelumnya.''
“Mandat UNIFIL terus menjadi yang paling penting,'' kata Sautter. “Jelas bahwa UNIFIL tidak akan dapat berbuat lebih banyak dengan pasukan lebih sedikit. Karena itu kami sepenuhnya mendukung UNIFIL dalam mandat dan kekuatannya saat ini, dan kami berharap dewan sekali lagi akan menunjukkan dukungan dengan suara bulat untuk misi penting ini.''
Israel: Akses Luas UNIFIL
Israel telah berulang kali menuduh militan Hizbullah yang didukung Iran menghalangi pasukan penjaga perdamaian untuk menjalankan mandat mereka. Mantan duta besar Israel, Danny Danon, mengatakan pada bulan Mei bahwa Israel akan berusaha agar penjaga perdamaian memiliki akses ke semua situs, bahwa mereka memiliki kebebasan bergerak dan bahwa setiap kali mereka diblokir Dewan Keamanan PBB harus segera diberi tahu.
Craft mengatakan pada saat itu bahwa UNIFIL sedang “dicegah untuk memenuhi mandatnya'' dan Hizbullah telah “dapat mempersenjatai diri dan memperluas operasi, menempatkan orang Lebanon dalam risiko.''
Dia mengatakan Dewan Keamanan “harus mengupayakan perubahan serius untuk memberdayakan UNIFIL atau menyesuaikan kembali staf dan sumber dayanya dengan tugas yang benar-benar dapat diselesaikan.”
Prancis diperkirakan sekitar pekan ini untuk mengedarkan rancangan resolusi untuk melanjutkan operasi UNIFIL, dan para diplomat memperkirakan negosiasi yang sulit sebelum mandat berakhir pada 31 Agustus.
Kekuatan UNIFIL
Per tanggal 15 Juni, UNIFIL terdiri dari 10.275 personel militer dari 45 negara penyumbang pasukan, 238 staf sipil internasional, dan 580 staf sipil nasional. Satgas Maritimnya terdiri dari enam kapal, dua helikopter dan 864 personel militer. Namun, satu kapal rusak dalam ledakan mematikan pekan lalu dan lebih dari 20 personel angkatan laut terluka, dua lainnya kritis.
Jan Kubis, koordinator khusus PBB untuk Lebanon, dan kepala penjaga perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, memberi pengarahan pada pertemuan dewan virtual hari Selasa (11/8). Kubis mendesak pembentukan cepat pemerintahan baru menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Hassan Diab dan kabinetnya pada hari Senin.
PBB mengutip pernyataannya yang mengatakan kepada dewan: “Ada kebutuhan bantuan kemanusiaan segera yang perlu ditangani, dan reformasi yang perlu dilakukan tanpa penundaan untuk memulihkan kepercayaan rakyat Lebanon, dan komunitas internasional di Lebanon.” (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...