Dewan Keamanan PBB Mendukung Kesepakatan Nuklir Iran
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (20/7) dengan suara bulat menyetujui sebuah resolusi yang menciptakan dasar untuk sanksi ekonomi internasional terhadap Iran, New York Times melaporkan.
Hasil suara dari 15 negara untuk persetujuan resolusi, sebanyak 14 halaman, ditulis di Wina oleh diplomat yang merundingkan perjanjian penting minggu lalu yang membatasi kemampuan nuklir Iran yang ditukar dengan pencabutan sanksi.
Iran telah berjanji untuk membiarkan pemantau internasional memeriksa fasilitas dalam 10 tahun ke depan dan langkah-langkah lain yang dirancang untuk menjamin bahwa kegiatan energi nuklirnya adalah murni damai.
Resolusi Dewan Keamanan PBB, yang mengikat secara hukum, menjabarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk pencabutan sanksi PBB, bukan sanksi secara terpisah oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Uni Eropa juga menyetujui kesepakatan nuklir Iran pada hari Senin (20/7), yang membuat mereka mencabut sanksi yang telah mereka buat sendiri yaitu meliputi larangan pembelian minyak Iran.
Diplomat telah memperingatkan bahwa jika Kongres Amerika Serikat menolak untuk mencabut sanksi Amerika terhadap Iran, Iran mungkin mengingkari komitmen mereka juga, yang dapat mengakibatkan runtuhnya seluruh kesepakatan.
Resolusi berlaku dalam 90 hari, kerangka waktu ini dinegosiasikan di Wina untuk memungkinkan Kongres, di mana beberapa Partai Republik telah menyatakan ketidakpercayaan yang kuat dari perjanjian, untuk memeriksanya. Presiden Obama, yang telah mempertaruhkan banyak ambisi kebijakan luar negerinya pada pakta Iran, telah bersumpah untuk memveto penolakan kongres dari kesepakatan nuklir.
Resolusi itu tidak akan benar-benar mencabut semua pembatasan Dewan Iran. Ia memelihara embargo senjata, dan membuat sebuah panel untuk meninjau impor teknologi sensitif pada kasus-per kasus.
Hal ini juga merupakan sebuah cara untuk memperbaharui sanksi jika Iran tidak mematuhi komitmennya. Jika terjadi sengketa yang belum terselesaikan selama kegiatan pengayaan Iran, sanksi PBB akan secara otomatis berlaku setelah 30 hari. Untuk menghindari perpanjangan sanksi membutuhkan suara dari Dewan – yang diberikan secara skeptis, yaitu Amerika Serikat, memiliki kesempatan untuk memveto RUU tersebut.
Kritikus Obama di Kongres, termasuk setidaknya dua senior dari Partai Demokrat, keberatan kepada suara Dewan di depan Kongres setelah akhirnya memiliki kesempatan untuk memperdebatkan hal itu.
Duta Amerika Serikat, Samantha Power, berbicara segera setelah pemungutan suara, mengatakan kepada Dewan bahwa bantuan sanksi akan mulai hanya ketika Iran "diverifikasi" memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan.
"Kami memiliki tanggung jawab untuk menguji diplomasi," kata dia.
Israel Marah
Pemerintah Israel dengan cepat mengecam resolusi Dewan.
"Kemunafikan tidak mengenal batas," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia menegaskan bahwa Iran telah "sistematis" melanggar resolusi Dewan sebelumnya dan ini merupakan "panggilan untuk kehancuran Israel."
"Cara terbaik untuk melawan kemunafikan ini adalah mengatakan kebenaran dengan cara yang kuat dan bersatu," kata Netanyahu.
Perancis dan Rusia menggambarkan resolusi ini sebagai keputusan yang bersejarah.
Duta dari Prancis dan Rusia keduanya menggambarkan kesepakatan nuklir Iran ini sebagai resolusi bersejarah, tetapi dalam mimbar Dewan mereka menekankan posisi mereka sendiri. Duta besar Prancis, François Delattre, mengatakan pakta tersebut harus dimonitor. "Kami akan menilai dengan tindakan kesediaan Iran untuk membuat kesepakatan ini sukses," kata dia.
Utusan Rusia, Vitaly Churkin I, secara tidak langsung menyenggol Amerika Serikat untuk melakukan bagiannya. "Kami berharap semua negara akan cepat mengadopsi dengan kondisi baru," kata dia. (tehrantimes.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...