Dewan Muslim Prancis akan Ciptakan Lisensi bagi Imam
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Conseil de Francais Pour Le Culte Musulman (CFCM/Dewan Muslim Prancis) akan memberi lisensi atau sertifikat khusus bagi para imam yang akan memberi khutbah di setiap masjid di seluruh Prancis dalam upaya menangkal penyebaran paham jihad yang salah yang berimbas kepada meluasnya ekstremisme.
"Imam yang akan berkhutbah harus diberikan sertifikat seperti surat izin mengemudi, dalam lisensi atau sertifikat tersebut menjamin mereka mempromosikan Islam toleran dan terbuka." kata Annouar Kbibeh, Direktur CFCM, seperti diberitakan situs berita online, France 24, hari Sabtu (28/11).
CFCM, menurut Kbibeh, akan menyerahkan izin dengan menguji pengetahuan teologis dan kepatuhan terhadap prinsip beragama di Prancis, dan membuat mereka menandatangani "piagam imam” yang di dalamnya mereka sepakat untuk menghormati hukum Prancis.
Kbibeh mengatakan proses harus wajib bagi semua imam.
"Kini saatnya Muslim Prancis akan ambil bagian dalam perubahan citra Islam di dunia," kata Kbibeh.
Dia juga mengatakan CFCM akan mendirikan “Dewan agama” yang menantang ideologi jihad menggunakan argumen teologis.
Ide dari CFCM ini muncul 11 hari setelah serangan yang menewaskan ratusan orang di Paris, Kbibeh mengatakan mereka yang terlibat dalam kekerasan tidak akan pernah mendapat dukungan dari Muslim Prancis.
Beberapa waktu lalu, CFCM mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk serangan yang menewaskan ratusan orang di Paris, CFCM menyebut serangan tersebut keji dan tidak berperikemanusiaan.
"Kami mengutuk tindakan tersebut sebagai tidak berperikemanusiaan, saat ini kita dihadapkan dengan situasi mencekam luar biasa. Kami menyaksikan teror dalam skala massif. CFCM menyatakan sikap tanpa pandang bulu dan mengutuk agresi tersebut dengan kekuatan dari dalam hati kami," kata Kbibeh dalam siaran resmi CFCM seperti diberitakan Ouest France, hari Sabtu (14/11), di Paris.
CFCM menyebut serangan tersebut najis dan keji karena menewaskan lebih dari ratusan orang dengan cara yang menyedihkan.
"Mengingat situasi yang semakin memburuk dan mengkhawatirkan di Prancis, CFCM menyerukan seluruh bangsa tanpa terkecuali Muslim, dan seluruh agama untuk bersatu dan membentuk solidaritas," lanjut Kbibeh.
"Muslim di Perancis berdoa agar Prancis dapat menghadapi cobaan mengerikan ini dalam damai dan bermartabat," lanjut Kbibeh.
Kbibeh menyebut bahwa sejak tragedi Charlie Hebdo pada Januari 2015, Muslim di Prancis menjadi sasaran kecaman, Annouar menambahkan yang membedakan antara Charlie Hebdo dan penembakan di Bataclan, Paris yakni adalah target, karena Charlie Hebdo memiliki target.
Berharap Kedamaian pada Konferensi Perubahan Iklim Paris
Sementara itu salah satu aktivis lingkungan terkemuka Perancis, Nicolas Hulot mengharapkan serangan terorisme yang terjadi baru-baru ini akan mendesak para pemimpin dunia untuk memperkuat fokus kebersamaan tentang perubahan iklim.
Nicolas–yang merupakan utusan khusus Presiden Prancis, François Hollande untuk lingkungan–mengemukakan bahwa saat ini Prancis memainkan peran strategis dan vital dalam mengatur Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim, Nicolas menjelaskan bila ada aksi terorisme sejenis dan diklaim kelompok radikal atau sejenisnya, maka penyelenggaraan dan hasil KTT tersebut akan sia-sia.
Dia tetap menyatakan harapan bahwa tragedi itu akan menginspirasi para pemimpin dunia yang berkumpul di Paris pada 30 November untuk mengambil sikap kolektif.
"KTT Perubahan Iklim bukan hanya sebuah konferensi tentang perubahan iklim, itu juga pertemuan puncak perdamaian," Hulot mengatakan.
"Perubahan iklim memiliki konsekuensi yang berbahaya, khususnya dengan perpindahan besar-besaran dari populasi dan meningkatkan ketidaksetaraan sosial di seluruh dunia," kata Hulot. (france24.com/AFP).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...