Dewan Pers Dorong Media Bangun Kepercayaan Publik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dewan Pers Indonesia mendorong media arus utama untuk membangun kepercayaan publik melalui konten atau berita yang berkualitas, apalagi ketika melakukan produksi maupun distribusi berita melalui pemanfaatan media sosial.
Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Pers Dewan Pers Paulus Tri Agung Kristanto mengatakan media sosial memang menjadi sumber informasi pertama yang paling banyak diakses masyarakat. Namun, media-media arus utama juga menjadi rujukan untuk memverifikasi kebenaran informasi yang didapatkan dari media sosial.
Sesuai dengan peraturan atau pedoman Dewan Pers, Agung mengatakan terdapat dua jenis akun media sosial yang masuk dalam wilayah perlindungan Dewan Pers yaitu media sosial yang terafiliasi langsung dengan perusahaan pers dan media sosial yang dikelola oleh wartawan atau pekerja media yang terafiliasi langsung dengan perusahaan pers.
"Ini dua-duanya dilindungi oleh Dewan Pers. Dan Dewan Pers punya kewajiban untuk mendorong mereka trusted, membangun kepercayaan publik," kata Agung dalam diskusi media di Jakarta, Senin (10/4).
Di samping itu, dia mengingatkan bahwa akun media sosial yang dikelola oleh wartawan atau pekerja media yang tidak terafiliasi dengan perusahaan pers serta media sosial yang dikelola oleh para kreator konten tidak masuk dalam wilayah perlindungan Dewan Pers dan tidak menjadi bagian dari media arus utama.
Saat ini, kata Agung, media sosial memang tidak hanya digunakan untuk mendistribusikan konten berita melainkan juga dimanfaatkan sebagai wadah atau platform baru bagi pers. Oleh sebab itu, walaupun melalui media sosial, konten yang diproduksi maupun yang didistribusikan tetap menjadi bagian dari pers.
"Mereka adalah media sosial tetapi menjadi bagian dari media arus utama sesuai dengan UU No. 40 Tahun 1999. Ini yang kita perhatikan betul, didorong untuk kemudian kualitasnya menjadi kualitas yang baik, kontennya menjadi kualitas yang baik sehingga kemudian menimbulkan kepercayaan publik," ujarnya.
Menurut Agung, kepercayaan publik pada media arus utama juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan platform seperti algoritma dari Google. Tahun ini, Google disebut tak lagi memprioritaskan konten umpan klik (clickbait) sehingga media arus utama, termasuk yang menggunakan media sosial untuk distribusi maupun produksi konten, harus membuat berita-berita yang berkualitas.
"Media arus utama termasuk yang menggunakan media sosial untuk mendistribusikan dan menjadi platform-nya mau tidak mau harus membangun berita-berita yang berkualitas, konten-konten berkualitas sehingga membangun kepercayaan," kata Agung mengharapkan.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...