Di Armina, Jemaah Haji Diminta Tidak Bergerak di Siang Hari
MEKKAH, SATUHARAPAN.COM - Kepala Bidang Perlindungan Jemaah, Kolonel Jaetul Muchlis, meminta jemaah haji Indonesia untuk tidak melakukan pergerakan pada siang hari di jalur prosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) karena saat itu akan berlangsung pergerakan jemaah menggunakan bus taraddudi.
"Mina Jadid sendiri menjadi perlintasan bus taraddudi sehingga ada potensi kerawanan jika jam 12 jemaah ikut geser dari Mina Jadid, jemaah Indonesia di Arafah diminta tetap tinggal di tendanya masing-masing," kata dia di Mekkah pada hari Minggu (27/8).
Menurut dia, pergerakan jemaah dikhawatirkan akan menjadi kendala bagi bus taraddudi, sehingga terjadi kemacetan yang menguras banyak waktu untuk pergeseran jemaah dari Muzdalifah menuju Mina.
Jemaah Indonesia yang berada di Mina Jadid dijadwalkan melontar jumrah setelah duhur atau dini hari tanggal 10 Dzulhijjah sebelum memasuki waktu yang dilarang lontar jumrah pada hari itu, yaitu dari jam 06.00 - 10.30 waktu Arab Saudi.
"Yang paling aman setelah duhur. Jemaah dengan kondisi fisik kurang sehat, bisa istirahat dulu," katanya.
Pada prosesi lempar jumroh jemaah akan melemparkan kerikil ke sebuah tugu sebagai perlambang perlawanan terhadap setan. Mengingat jutaan umat Islam melakukan prosesi yang sama pada satu waktu maka terdapat potensi kerawanan yang tidak kecil saat lempar jumroh. Pada 2015 ratusan jemaah haji dilaporkan meninggal dunia karena berdesak-desakan.
Jemaah akan mulai diberangkatkan dari pemondokan sejak 8 Dzulhijjah 1437 H atau 9 September 2016 pagi mengingat puncak haji, yaitu wukuf di Arafah diperkirakan akan jatuh pada 10 September 2016.
Sekitar 155.200 jemaah haji reguler dan 13.600 jemaah haji khusus akan bergerak bersama-sama mengikuti prosesi puncak haji musim ini. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...