Di Hari Ibu, Puluhan Perempuan Gelar Aksi Tolak Pasar Bebas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Peringati hari Ibu, puluhan perempuan yang tergabung dalam Solidaritas Perempuan menggelar aksi menolak World Trade Organization (WTO) di seberang Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, hari Selasa (22/12).
Dalam aksinya para perempuan berorasi menuntut Pemerintah Indonesia untuk keluar dari WTO yang dinilai mematikan petani dan nelayan tradisional. Aksi tersebut digambarkan secara teaterikal yang menceritakan tentang perjanjian kerja sama antara WTO dan pemerintah Indonesia.
Tidak adanya subsidi dan bantuan pemerintah terhadap petani dan nelayan tradisional menjadikan produk tidak kompetitif, bila dibandingkan dengan produksi dari negara maju. Khusus bagi perempuan petani dan nelayan, ketimpangan dalam penguasaan dan pemanfaatan sumber daya antara laki dan perempuan memperburuk dampak yang dialaminya. Kaum perempuan yang terbatas dalam akses dipaksa bersaing dengan hasil produksi pertanian dan perikanan dari negara maju.
Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemerintah justru disibukan dengan jargon meningkatkan daya saing. Hal tersebut dinilai Soidaritas Perempuan negara berpikiran sempit, karena masalah ekonomi tidak hanya soal memproduksi, sementara hubungan simbiosis antara peran produksi yang dianggap sebagai peran laki-laki dan reproduksi yang biasanya dilakukan oleh perempuan.
Perempuan tidak dianggap sebagai subjek dalam ekonomi, sehingga perempuan tidak pernah diperhitungkan dalam berbagai kebijakan perekonomian. Berbagai problema tersebut dinilai telah merebut kedaulatan perempuan atas tanah maupun sistem pengelolaan pangan. Perempuan terus dipinggirkan dari sumber-sumber kehidupan di desa sehingga terpaksa harus bermigrasi ke luar negeri untuk bekerja dengan perlindungan yang minim.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...