Di Kementerian BUMN, Pejabat Eselon I Jadi Petugas Upacara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69, hari ini, Minggu (17/8) semua instansi dan lembaga pemerintah menyelenggarakan upacara bendera di kantor masing-masing. Namun ada yang unik di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN), karena para petugas upacaranya adalah para pejabat eselon I.
KBUMN menggelar upacara di bawah komando Menteri BUMN RI, Dahlan Iskan yang bertindak selaku inspektur upacara dan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain, Gatot Trihargo, bertindak sebagai komandan upacara.
Sementara itu, Sekretaris KBUMN, Imam A Putro ditugasi membaca teks Pancasila, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis KBUMN, Muhammad Zamkhani membaca teks Pembukaan UUD 1945, serta Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan KBUMN, Dwijanti Tjahjaningsih membaca Teks Proklamasi.
Untuk pengibar Bendera Merah Putih, Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis KBUMN, Harry Susetyo Nugroho, Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga KBUMN, Herman Hidayat, dan Kasubbag Bantuan Hukum KBUMN, Rudi Rusli, mendapat bagiannya.
Upacara yang berlangsung hikmat dan lancar tersebut juga dihadiri mantan Menteri BUMN, sejumlah direksi BUMN dan seluruh karyawan dengan doa penutup yang dibacakan Staf Khusus Menteri BUMN, Abdul Aziz.
Dahlan Tanpa Pesan
Pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 ini hanya meminta agar antara KBUMN dan pejabat perusahaan milik negara saling mengamati agar tidak terjadi tindak Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Usai melaksanakan upacara para peserta langsung ramai-ramai merayakan HUT Dahlan ke-63 dengan ditandai pemotongan tumpeng di lobi gedung KBUMN.
Saat disambut dengan lagu Selamat Ulang Tahun, dengan sumringah mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini langsung memeluk dan mencium istrinya, Ny Nafsiah Sabri yang berada disampingnya.
Adegan tersebut langsung diabadikan para hadirin yang diikuti tepuk tangan meriah.
"Terima kasih, terima kasih, ini ulang tahun formalitas saya saja, saya sendiri tidak tahu ulang tahun sebenarnya," kata Dahlan.
"Saya 'lahir' 17 Agustus, istri saya 11 Agustus, dan 20 Agustus merupakan tanggal pernikahan kami," kata Dahlan.
Tidak Tahu Pasti
Sesungguhnya, Dahlan sendiri pun tidak mengetahui persis hari lahirnya.
Menurut orang tuanya tanggal lahir Dahlan pernah dicatat dengan kapur tulis di belakang lemari makan.
Sebagai buruh kayu serabutan, dan ketika ekonominya morat-marit karena ada kakaknya yang menderita sakit, maka seluruh perabotan rumah terpaksa dijual, termasuk lemari makan tersebut.
Alhasil Dahlan pun mengira-ngira sendiri bahwa hari lahirnya pada 17 Agustus 1951.
"Tidak masalah, sampai sekarang tanggal lahir saya itu 17 Agustus. Syukur setiap tahun pasti dan selalu diperingati semua masyarakat Indonesia," kata Dahlan yang disambut tawa hadirin.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...