Di Selandia Baru: Setelah COVID-19, Kini Melawan Ayam
WELLINGTON, SATUHARAPAN.COM-Selandia Baru tampaknya telah memenangkan pertarungan melawan virus corona, tapi satu desa di sana, Titirangi, sekarang menghadapi musuh lama, ayam liar.
Masalahnya, ayam ini suka berkokok sepanjang malam dan membuat warga desa sekitar 4.000 jiwa tidak bisa tidur. Warga sangat membenci mereka, kata Greg Presland, ketua dewan komunitas Waitakere Ranges, dikutip The Guardian.
Ketika penduduk harus tinggal di rumah karena penguncian, ayam liar ini telah berkembang populasinya. Sebelum pandemi, hanya ada dua ekor, tetapi sekarang jumlahnya berlipat-lipat, bahkan lebih dari 250 ekor.
Beda Pandangan
Warga desa itu terpecah dalam berperang melawan ayam-ayam itu. “Ini menghidupkan kembali perpecahan lama di desa,” kata Presland. Ada warga yang menganggap ayam-ayam itu sebagai wajah memikat bagi Titirangi. Yang lain menyebut wajahnya mengerikan.
Bukan hanya soal kesukaannya berkokok sepanjang malam saja, ayam-ayam ini juga merusak akar pohon kauri Selandia Baru yang terancam punah di desa.
Dewan berhasil menangkap ayam dengan memasang jaring besar di berbagai bagian desa. Namun ada yang menyebutkan bahwa seorang warga Titirangi telah memberi makan ayam-ayam itu, dan desa juga telah menjadi tempat “pembuangan,” di mana seseorang mendapatkan ayam, dan hanya membuangnya di desa. Sehingga populasi ayam terus bertambah.
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...