Di Tengah Banjir Kerala, Katolik-Muslim "Membangun Jembatan"
SATUHARAPAN.COM – Seorang imam Katolik mendapat kesempatan mengucapkan terima kasih kepada warga Muslim, di tengah rangkaian ibadah salat Jumat. Dalam kesempatan itu ia mengucapkan terima kasih atas uluran tangan warga Muslim membawakan makanan, air, dan obat-obatan untuk lebih dari 500 orang yang mencari perlindungan di gereja.
Catholic News Agency pada pekan lalu menuliskan sepenggal kisah yang terjadi di tengah bencana banjir yang memorakporandakan Kerala dalam beberapa pekan terakhir.
Banjir melanda Kerala, setelah hujan lebat terus mengguyur negara bagian di barat daya India itu, sejak awal Juli lalu. Bukan hanya banjir bandang, namun juga tanah longsor. Satu juta orang terpaksa meninggalkan rumahnya untuk tinggal di pengungsian. Hingga minggu kedua September ini dilaporkan 483 orang tewas dan 14 orang dinyatakan hilang dalam bencana itu.
Press Trust of India melaporkan, saat itu lebih dari 580 orang mengungsi di Paroki St Antony di Achinakom yang digembalakan oleh Pastor Joseph Sanu Puthussery. Kerala merupakan negara bagian dengan jumlah penduduk Kristen terbanyak di India, yakni 18,38 persen menurut sensus tahun 2011, sementara penduduk beragama Hindu 54,73 persen dan Islam 26,56 persen.
Ketika gereja kehabisan makanan dan air, Pastor Puthussery melangkahkan kaki ke masjid, mengemukakan kepada pengurus masjid tentang kesulitannya dan meminta bantuan.
“Setelah salat berjamaah hari itu, saudara-saudara Muslim datang ke gereja dengan membawa banyak makanan dan air,” Pastor Puthussery mengatakan kepada PTI.
Ia menambahkan pemuda masjid juga datang membawa obat-obatan.
Gerakan Kebersamaan
Pada 31 Agustus 2018 menjadi saat penting dalam kehidupan Pastor Puthussery. Di Masjid Juma di Vechoor, sekitar 15 mil barat laut Kottayam, pada saat salat Jumat, ia mendapat kehormatan untuk berbicara.
“Paus Fransiskus acap kali mengatakan agar kita ‘membangun jembatan’, bukan ‘tembok’. Kini, banjir dahsyat memberi kita kesempatan untuk menghancurkan ‘tembok-tembok’ dan membangun jembatan kebersamaan,” Pastor Puthussery mengemukakan hal itu kepada 250 warga Muslim di tempat itu.
“Rasanya tak cukup ungkapan terima kasih saya dengan kata-kata,” katanya, menggambarkan bantuan dan dukungan yang diberikan saudara-saudara Muslim itu dalam menghadapi masa-masa sulit.
Pastor Puthussery mengisahkan, sebelumnya ia sudah mengungkapkan rasa terima kasih kepada tokoh Muslim di daerah itu secara pribadi. Tetapi, “mereka mengundang saya ke masjid dan menawarkan kepada saya untuk berbicara di tengah ibadah mereka. Sungguh, itu adalah gerakan kebersamaan yang langka.”
Ancaman Kesehatan
Kini, para korban banjir telah kembali ke rumah mereka, yang sekian lama terendam banjir. Namun, penderitaan mereka belum usai. Mereka harus menghadapi ular dan serangga, air yang terkontaminasi, dan tanaman yang hancur.
Penyakit yang terbawa air sekarang menjadi ancaman bagi warga Kerala. Negara telah mengumumkan peringatan kesehatan, setelah 11 orang meninggal karena leptospirosis, seperti dilaporkan BBC.
Editor : Sotyati
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...