Di Tengah Krisis Ekonomi, Kantor Bank di Lebanon Diserang dengan Bahan Peledak
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Sekelompok orang menyerang dengan melemparkan bahan peledak ke kantor cabang Fransabank di kota pelabuhan Lebanon, Sidon, hari Sabtu (25/4). Itu merupakan serangan terakhir terhadap lembaga-lembaga keuangan di sebuah negara yang menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dasawarsa.
Kantor Berita Nasional (NNA) Lebanon mengatakan serangan pada malam hari itu menargetkan kantor cabang Fransabank di Sidon, tetapi hanya merusak bagian depan kacanya. Tidak ada laporan tentang korban.
Serangan itu terjadi sehari setelah Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, mengatakan simpanan bank Lebanon telah merosot US$ 5,7 miliar dalam dua bulan pertama tahun ini, kendati ada pembatasan penarikan dan larangan transfer ke luar negeri.
Lebanon bergulat dengan masalah kekurangan likuiditas yang parah dan krisis ekonomi akut. Dan situasi itu menjadi makin parah sejak pertengahan Maret lalu akibat penguncian untuk mencegah penularan virus corona baru (COVID-19).
Dalam beberapa bulan terakhir, mata uang pound Lebanon, yang dipatok terhadap dolar AS sejak 1997, telah anjlok nilainya dari sekitar 1.500 pound per satu dolar AS menjadi hampir 3.800 per satu dolar AS di pasar paralel.
Bank-bank di Lebanon secara bertahap membatasi penarikan dolar sampai menghentikannya sama sekali pada bulan lalu.
Situasi ekonomi negara yang mengerikan itu telah memicu protes jalanan yang pertama kali meletus pada Oktober tahun lalu, serta beberapa serangan terhadap bank-bank nasional.
Protes rakyat Lebanon terkait korupsi yang merajalela di kalangan elite politik, dan sistem pembagian kekuasaan sektarian yang membuat pemerintah tidak efektif. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...