Di Usia 92 Tahun, Perempuan Ini Jahit 20.000 Baju untuk Anak-anak India
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM – Banyak orang ingin bersantai ketika memasuki masa tua.Tetapi hal itu tak berlaku bagi perempuan Australia, Leila Cheavin.
Perempuan berusia 92 tahun ini, telah menghabiskan 16 tahun terakhir dari hidupnya untuk menjahit gaun bagi gadis-gadis kurang mampu di India. Ia telah menghasilkan begitu banyak baju sehingga desainnya sekarang dikenal di pasar-pasar di selatan New Delhi.
"Berapa banyak yang telah saya hasilkan 20.000? Saya tak ingat. Saya tak begitu menghitungnya,” kata Leila tentang gaun-gaun, yang semuanya unik itu, seperti dilansir abc.net.au, pada Jumat (15/11).
"Anda hanya memotong polanya dan menjahitnya. Itu membuat saya sibuk dan memberi saya sesuatu untuk dilakukan."
Ketertarikan Lama
Sebagai salah satu dari delapan bersaudara, tiga laki-laki dan empat perempuan, Leila tumbuh dengan membuat pakaiannya sendiri.
Tetapi hal itu biasa saja, sampai tahun 2003 ketika dokter pribadinya melakukan kunjungan ke rumahnya, dan mengamati ruang jahit Lelia, proyek membuat gaun ini mulai berjalan.
"Ini idenya, Saya akan membuat Leila mulai menjahit," kata Dr Rashmi Sharma.
"Kami memiliki beberapa kain sisa di rumah yang saya berikan kepadanya dan berkata, bisakah Anda mengubahnya menjadi sesuatu untuk gadis-gadis ini di India di mana kami mensponsori anak perempuan bersekolah?'."
Melalui proyek amal Food for Life, Dr Sharma membawa sejumlah gaun Leila dari Canberra ke Kota Vrindavan, selatan Delhi, di mana pakaian itu langsung menjadi berita.
"Pakaian ini sangat bagus," kata Dr Sharma, yang mengantarkan gaun-gaun itu sendiri kepada para siswi. Ia sampai membeli bagasi ekstra 100 kilogram untuk mengangkut gaun-gaun Leila tiap bepergian ke India.
"Anda membagikannya dan Anda tak punya waktu untuk benar-benar mengepaskannya dengan mereka, tapi mereka semua benar-benar bahagia, dan mengenakannya sebagai seragam sekolah mereka."
"Kemudian ada pertukaran, yang terjadi di setiap taman bermain di seluruh dunia, itu berlanjut dan selalu mereka akan menukar gaun tersebut."
"Saya, sangat gemas melihat anak-anak memakainya dan berputar-putar, membandingkan model gaunnya."
Setiap meter kain yang digunakan untuk membuat gaun telah didaur ulang dan disumbangkan.
Pasien-pasien di Rumah Sakit Isabella Plains di Canberra selatan, menyumbangkan kantong-kantong kain dan wol, dan Leila menyatukan potongan-potongan aneh tersebut.
Jauh dari kesan serampangan, gaun-gaun Leila langsung dikenali di India sebagai gaun tabrak warna dan pola.
"Kadang-kadang Anda berada di pasar, jauh dari sekolah, dan gadis-gadis kecil berjalan mengenakan salah satu gaunnya," kata Dr Sharma.
"Itu semacam ikon dari kota dan sekolah. Gaun itu indah."
Mewariskan Kegiatan
Leila kini bersiap untuk pensiun dari mesin jahitnya, tetapi warisannya yang menakjubkan akan tetap berada di tangan yang tepat.
Beberapa perempuan lain, semuanya pasien Dr Sharma telah mengikuti proyek ini, bahkan menambahkan rajutan ke dalam gaun itu.
"Sharma telah menjadi dokter kami selama bertahun-tahun dan ia merawat suami saya dan saya sendiri," kata Margaret Dawson.
"Jadi baru-baru ini, tujuh bulan yang lalu, Jack meninggal dan Sharma berkata, 'Anda harus tetap sibuk'."
"Saya datang suatu hari dan mengatakan saya baru saja ke pameran wol. Dan ia berkata, 'Apakah Anda merajut? saya punya sekelompok perempuan, dan saya berpikir, ini akan menjadi proyek yang hebat.”
Kaye Ashley telah merajut sekitar 15 karpet, untuk Dr Sharma.
"Saya butuh sekitar satu bulan untuk merajutnya," katanya.
"Saya tak keberatan membantu siapa pun, dan siapa pun yang bisa menggunakannya, saya akan memberikannya."
Meski para perempuan ini biasanya mengerjakan proyek-proyek mereka secara terpisah di rumah, setelah bertemu untuk pertama kalinya untuk berbicara dengan ABC, mereka berencana untuk bertemu secara teratur, berbagi proyek, keterampilan, dan obrolan.
"Kita hidup di tengah masyarakat, di mana seiring bertambahnya usia, Anda menjadi kurang dihargai,” kata Dr Sharma.
"Ini adalah cara yang bagus untuk menunjukkan kepada orang-orang, bahwa seiring bertambahnya usia, Anda mungkin sudah tak bekerja tetapi Anda masih memiliki semua keterampilan yang masih perlu kita manfaatkan."
"Mereka adalah sekelompok perempuan baik yang beruntung sekali bisa saya rawat selama bertahun-tahun sekarang, hampir dua dekade untuk beberapa dari mereka."
"Kesempatan yang sangat istimewa untuk berada di situasi ini."
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...