Direktur IMF: Prancis Jangan Tergesa-gesa Menetapkan Anggaran 2014
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Lembaga finansial dan moneter terbesar di dunia mengharap Prancis tidak tergesa-gesa menetapkan anggaran 2014. Hal itu disampaikan berdasar laporan resmi International Monetary Fund (IMF), Selasa (6/8), oleh direktur utamanya asal Prancis, Christine Lagarde, setelah empat kali mengadakan peninjauan anggaran negara Prancis.
Christine Lagarde menggarisbawahi tentang perekonomian Prancis di mana ada beberapa kemajuan, yakni pada konsolidasi keuangan publik. Namun masih harus dibarengi dengan stabilitas ekonomi, terutama dalam mendukung pemulihan ekonomi yang tersendat, antara lain pada tunjangan bagi pensiun, dan hutang energi.
Pihaknya mengingatkan Prancis agar tidak melakukan pengeluaran, kecuali sangat penting pada sektor energi. Sebab, pada bidang jaminan sosial dan belanja lokal masih perlu efisiensi.
Sementara itu menurut thecurrencynewshound.com, kerja sama politik dan ekonomi antara Prancis dan IMF saat ini terus dilakukan secara intensif, tetapi hanya pada sisi ekonomi. Lagarde menilai bahwa Prancis kurang mandiri pada sisi perekonomian.
“Pada periode 2010 hingga 2018 ini adalah titik puncak krisis, dan pemerintah Prancis harus membuat kolaborasi yang lebih mendalam terkait kebijakan-kebijakan yang telah ada. Dan setelah krisis nanti, maka kepercayaan investor harus dipulihkan,” kata Lagarde.
Dalam laporan IMF disebutkan bahwa tanda-tanda pemulihan pertumbuhan Prancis terlihat dalam paruh kedua tahun 2013. IMF memperkirakan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2 persen pada 2013, padahal tahun sebelumnya hanya 0,1 persen. IMF memperkirakan angka itu akan naik menjadi 0,8 persen pada tahun berikutnya.
IMF menggarisbawahi bahwa meningkatnya jumlah pencari kerja, atau tingkat pengangguran di Prancis selama dua tahun ke depan menjadi 11,2 persen, dan pada tahun 2014 harus dikurangi.
Lagarde mengatakan bahwa kemajuan signifikan dicapai dalam mengurangi kerentanan keuangan sambil menjaga kemampuan bank untuk memberikan kredit.
“Meskipun demikian, kombinasi dari profitabilitas bank yang rendah di Prancis saat ini, dan prospek pertumbuhan yang lemah memerlukan kewaspadaan dari menteri keuangan Prancis,” kata Lagarde.
IMF menilai bahwa ada persyaratan yang berkenaan dengan keuangan yang terus bergantung kepada IMF mulai dari era kedua pemerintahan Sarkozy.
“Kami (IMF) merekomendasikan bahwa insentif pajak pada produk keuangan menjadi lebih baik apabila diawasi dengan peraturan yang ketat, sehingga saat memperlihatkan hasilnya juga mengacu kepada perpajakan dan finansial di Prancis. Hal itu termasuk dengan menghapus disinsentif pajak terhadap deposito dan penetapan suku bunga,” lanjut Lagarde.
Lagarde memuji reformasi perbankan yang ada saat ini, karena menteri keuangan setidaknya telah melakukan langkah-langkah menyelaraskan keuangan dengan standard Uni Eropa. (imf.org/thecurrencynewshound.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...