Direktur RS: Kesalahan di Wuhan Adalah Memulangkan Pasien Gejala Ringan
WUHAN, SATUHARAPAN.COM-Direktur rumah sakit darurat untuk pasien terinfeksi virus corona di kota Wuhan, China, mengatakan bahwa adalah kesalahan di Wuhan ketika membiarkan pasien terinfeksi COVID-19 pulang dan mengisolasi diri di rumah.
“Beberapa pasien dengan gejala ringan diizinkan kembali ke rumah dan mengisolasi di sana, tetapi kemudian kami menyadari ini adalah kegagalan besar,” kata Wang Xinghuan, direktur rumah sakit darurat Leishenshan di Wuhan, hari Minggu (12/4). Rumah sakit itu dibangun ketika pandemi mencapai pucaknya di kota itu.
Wang juga berbicara tentang alasan mengapa epidemi ini sangat serius sekarang di New York. Dan dia menyebutkan bahwa tujuan adanya rumah sakit lapangan adalah untuk pasien dengan gejala ringan agar semuanya datang ke rumah sakit lapangan,” kata Wang.
Lebih dari 102.000 orang telah meninggal karena pandemi COVID-19 dengan 1,7 juta terinfeksi yang terdeteksi secara global, menurut pelacak Universitas Johns Hopkins, dengan hampir 70 persen kasus meningga ada di Eropa.
Lebih Dari Korban Perang Dunia
Wang memberi peringatan keras tentang bahaya krisis yang kini dihadapi negara-negara lain. Dia mengatakan bahwa virus itu dapat membunuh lebih banyak orang dari gabungan dua Perang Dunia, dan kota-kota seperti New York si Amerika Serikat harus berbuat lebih baik.
“Penyakit menular ini bisa membunuh lebih banyak orang dari gabungan Perang Dunia I dan II. Ini sangat berbahaya. Dalam situasi ini, sangat tidak bijaksana bagi semua kekuatan politik untuk hanya mempertimbangkan kebutuhan politik mereka sendiri dan mengabaikan kehidupan orang biasa,” kata Wang Xinghuan, direktur Rumah Sakit darurat Leishenshan di Wuhan. Rumah sakit itu dibangun ketika pandemi mencapai pucaknya di kota itu.
Direktur rumah sakit juga berbicara tentang masalah masker wajah, dan apakah tindakan pencegahan lebih merupakan masalah budaya atau medis.
“Ketika saya berbicara dengan dokter di New York, seorang dokter mengatakan ini adalah perbedaan budaya. Televisi Phoenix Hong Kong juga menanyakan pertanyaan ini kepada saya. Saya ingin semua media di sini untuk membagikan pesan ini: ini bukan tentang budaya, ada alasan ilmiah untuk menggunakan masker wajah untuk perlindungan, ini sangat diakui," tambahnya.
Seperti Lari Maraton
Sementara itu direktur medis layanan kesehatan nasional (national health service / NHS) Inggris, Stephen Powis mengatakan bahwa pertarungan melawan virus corona baru adalah ibarat lomba lari maraton, bukan lari cepat (sprint).
Dia mengatakan menghentikan penguncian mungkin harus melibatkan ketersediaan obat-obatan, dan bukan hanya vaksin, katanya, hari Sabtu (11/4).
Direktur medis NHS Inggris itu mengatakan bahwa vaksin bukan satu-satunya komponen strategi untuk keluar dari penguncian. "Tidak ada solusi ajaib yang tidak memerlukan keputusan sulit," kata Powis.
"Ini tidak akan menjadi sprint (lari cepat), selama beberapa pekan; ini akan menjadi lebih lama, ini akan menjadi lari maraton." (AFP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...