Dirjen IAEA Kunjungi Iran Bahas Program Nuklir
PBB, SATUHARAPAN.COM-Direktur Jenderal badan pengawas nuklir PBB, Rafael Grossi, tiba di Iran pada hari Sabtu (20/2), menjelang tenggat waktu Teheran untuk mencabut sanksi oleh Amerika Serikat sebelum menangguhkan inspeksi oleh badan tersebut ke fasilitas nuklir Iran.
"Grossi baru saja tiba di Teheran dan diterima oleh wakil (Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz) Kamalvandi," kata utusan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA),Kazem Gharibabadi.
Grossi akan bertemu dengan pejabat nuklir Iran, termasuk Ali Akbar Salehi, kepala departemen nuklir negara dan juga mewakili Presiden Hassan Rouhani.
Iran telah menetapkan hari Minggu sebagai tenggat waktu bagi Presiden AS, Joe Biden, untuk mencabut sanksi yang diberlakukan kembali oleh mantan Presiden Donald Trump. Atau akan menghentikan inspeksi IAEA berdasarkan kesepakatan yang mencabut sanksi dengan imbalan pembatasan program nuklir Iran. Pekan depan juga merupakan saat IAEA diharapkan untuk mengeluarkan laporan triwulanan tentang kegiatan nuklir Iran.
Pemerintahan Biden telah mengumumkan kesediaannya untuk kembali ke pembicaraan guna menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang ditinggalkan Mantan Presiden Donald Trump pada tahun 2018.
Biden membalikkan keputusan Trump bahwa semua sanksi PBB terhadap Iran telah dipulihkan. Dan Departemen Luar Negeri AS melonggarkan pembatasan ketat pada perjalanan domestik para diplomat Iran di New York.
Namun, Teheran menuntut agar semua sanksi era Trump terhadap Iran dicabut sebelum mengambil tindakan nyata untuk kembali ke kesepakatan.
Sementara juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, menekankan pada hari Jumat (19/2) bahwa AS tidak akan mengambil langkah tambahan terhadap Iran sebelum pembicaraan diplomatik.
Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, mengatakan pada hari Sabtu (20/2) bahwa Teheran yakin Washington akan mencabut sanksinya meskipun ada "perselisihan diplomatik".
Reuters melaporkan secara eksklusif bahwa IAEA menemukan partikel uranium di dua situs Iran yang diperiksa setelah berbulan-bulan terhalang, dan sedang bersiap untuk menegur Teheran karena gagal menjelaskan. Hal ini mungkin akan mempersulit upaya AS untuk menghidupkan kembali diplomasi nuklir.
Iran telah lama membantah upaya untuk mengembangkan senjata nuklir melalui pengayaan uranium, meskipun menteri intelijennya baru-baru ini mengatakan tekanan terus-menerus dari Barat dapat mendorong Teheran untuk melawan seperti "kucing yang terpojok" dan mencari senjata nuklir.
IAEA telah mengkonfirmasi bahwa Iran telah mengambil langkah untuk memperkaya uranium hingga 20 persen dan memproduksi logam uranium. (Al Arabiya/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...