Disabilitas Harapkan Fasiltas Difabel di Stasiun Diperbanyak
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kalangan penyandang disabilitas mengharapkan fasilitas untuk difabel di stasiun diperbanyak dengan fasilitas yang selalu siap digunakan sewaktu-waktu, seperti kursi roda dan pemenuhan guiding block (yakni paving block untuk menunjang aksesibilitas bagi penyandang penyandang tuna netra)
“Fasilitas seperti kursi roda sudah ada, tetapi mungkin perlu diperbanyak dan selalu stand by, sedangkan untuk guiding block juga diperlukan hingga ke dalam area stasiun,” kata Wakil Kepala Humas SLB Negeri 1 Bantul, Suyanto, saat 'outing class’ di Stasiun Yogyakarta, Selasa (29/10).
Untuk kemudahan akses di dalam stasiun, ia mengatakan sudah bisa diakses dengan cukup mudah, seperti kemiringan bidang, meskipun anak-anak penyandang disabilitas tetap membutuhkan bantuan.
“Pada kegiatan outing class kali ini, kami memang tidak membawa kursi roda, karena anak-anak yang diajak masih duduk di kelas 3 SD. Badannya masih cukup kecil sehingga kami masih bisa menggendongnya. Akan lain halnya jika yang datang adalah jenjang anak SMP atau SMA, tentu akan membutuhkan kursi roda,” katanya.
Suyanto berharap, outing class yang baru digelar pertama kali di stasiun itu, anak-anak berkebutuhan khusus akan memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang stasiun dan tata cara naik kereta api.
“Jika sudah memiliki pengalaman maka anak-anak ini diharapkan bisa semakin mandiri,” katanya. Sebanyak 50 siswa mengikuti kegiatan tersebut.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan, kondisi stasiun kereta saat ini sudah semakin ramah disabilitas sehingga para penyandang disabilitas tidak perlu khawatir saat menggunakan moda transporatsi kereta api.
“PT KAI, secara bertahap akan terus melakukan pembehanan stasiun supaya bisa memfasilitasi seluruh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, seperti guiding block, akses ke stasiun juga akan ramah untuk pengguna kursi roda,” katanya.
Ia memastikan stasiun selalu menyiapkan kursi roda yang bisa digunakan penyandang disabilitas, termasuk untuk lansia dan ibu hamil. Di seluruh stasiun pemberhentian dilengkapi kursi roda dan ada delapan kursi roda di Stasiun Tugu.
"Petugas untuk membantu mendorong kursi roda pun siap. Di dalam kereta, petugas juga siap memberikan bantuan,” katanya.
Untuk guiding block hingga ke dalam stasiun, Eko mengatakan, penyandang disabilitas bisa meminta bantuan kepada petugas yang ada.
Salah satu siswa penyandang disabilitas, Nessa Rahmanda, mengaku senang karena bisa naik kereta.
“Senang sekali. Sudah dua kali naik kereta,” katanya.
Ibunda Nessa, Atik Sri Rahayu, mengatakan “outing class” penting bagi anak-anak karena bisa mengenalkan stasiun dan kereta.
“Apalagi anak saya menggunakan kursi roda, sehingga tidak setiap saat bisa ke stasiun dan naik kereta. Ini pengalaman yang sangat berharga,” katanya. (Ant)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...