Disepakati Produksi Minyak Dipangkas Hingga 15 Juta BPH
SATUHARAPAN.COM-Produsen minyak global akan segera mengumumkan kesepakatan mengurangi produksi sekitar 15 juta barel per hari (bph) dari baseline Oktober 2018 untuk memenuhi penurunan permintaan yang disebabkan oleh pandemi virus corona, menurut sumber industri minyak Arab Saudi.
Pemotongan 15 juta bph itu awalnya diajukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 2 April sebagai yang tertinggi dari kisaran pemotongan yang diharapkan.
Pemangkasan, yang akan dilaksanakan pada 1 Mei, sebenarnya akan menghapus lebih dari 15 juta barel per hari dari pasar minyak dunia, karena beberapa negara termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab baru-baru ini meningkatkan produksinya, tambah sumber Arab Saudi.
“Akan ada pengumuman yang menjelaskan hasil pengurangan dalam hal jumlah. Itu akan berada pada kisaran 15 juta barel per hari, tetapi jumlah pastinya belum selesai,” kata sumber itu.
"Pemotongan itu, jika dilihat dari produksi saat ini akan jauh lebih besar dari 15 juta bph," tambahnya.
Komentar tersebut mengikuti pertemuan para menteri energi dari kelompok G20 negara paling maju pada hari Jumat (10/4) yang berakhir tanpa angka spesifik untuk total pengurangan produksi minyak yang dibahas.
Pada hari Kamis (9/4), Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara sekutu, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, mengumumkan perjanjian untuk memangkas 10 juta bph dari data dasar Oktober 2018, bergantung pada perjanjian Meksiko untuk memangkas 400.000 bph dari produksi perusahaannya, yang awalnya ditolak.
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, mengatakan pada hari Jumat (10/4) bahwa Presiden AS, Donald Trump, setuju untuk memotong tambahan 250.000 bph atas nama Meksiko di atas pengurangan lainnya.
Meninggalkan Kesepakatan
Kesepakatan Kamis mengembalikan perjanjian antara OPEC dan sekutu-sekutunya termasuk Rusia untuk mengelola pasokan minyak yang kembali ke tahun 2016. Rusia telah meninggalkan pengaturan itu pada awal Maret, yang membebaskan produksi untuk semua produsen minyak, dan tekanan harga berlanjut. Kesepakatan hari Kamis mencakup klausul terkait dengan Arab Saudi dan Rusia yang menetapkan dasar untuk pemotongan oleh kedua negara sebesar 11 juta bph.
Arab Saudi saat ini memproduksi 12,3 juta bph, naik dari 9,7 juta bph dapa awal tahun ini, setelah membuka keran secara maksimal, setelah runtuhnya perjanjian dengan Rusia pada bulan Maret.
UEA juga telah meningkatkan produksi sekitar satu juta bph sejak Maret, sehingga tambahan itu akan menjadi bagia dari 15 juta bph yang diperkirakan akan dipotong.
Permintaan minyak diperkirakan turun 20 juta bph pada bulan April dan rata-rata 12 juta bph di kuartal kedua, menurut perkiraan OPEC.
Meskipun ada kesepakatan, masih ada ketidakpastian besar tentang masa depan, karena ekonomi global hampir berhenti dengan sebagian besar dunia menjalankan aturan penguncian. Dan para analis mengatakan kesepakatan apa pun akan sulit ditegakkan. "Pemantauan dan kepatuhan akan sangat menantang," kata Omar Al-Ubaidly, seorang peneliti di Derasat di Bahrain. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...