Diskusi Suara Rakyat untuk Presiden Baru
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Suara orang kampung hampir tak pernah didengar, tak pernah diperhatikan dengan baik oleh peserta pemilihan umum (pemilu), apalagi oleh para pemimpin. Problematika terhadap konflik agraria yang melibatkan negara dengan perusahaan pertambangan, perkebunan, hak penguasaan hutan, menjadi catatan tersendiri yang dihadapi masyarakat di kampung.
Sepinya suara orang kampung dalam menyikapi perubahan, dikarenakan terbatasnya akses media. Melihat kenyataan tersebut, Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis (HuMa) menggelar diskusi sekaligus peluncuran dokumentasi film tentang “Suara Orang Kampung untuk Perubahan", yang diadakan di kantor Merdesa Institute, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (25/3).
Diskusi yang dihadiri Ray Rangkuti dari Lingkar Madani, Benny Susetyo (pengamat sosial), dan Chalid Muhammad (Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia) itu membicarakan tentang ketidakadilan terhadap suara-suara masyarakat, yang melihat kampanye partai politik tanpa makna dan cenderung menimbulkan apatisme dalam berdemokrasi.
Partai politik dan calon presiden (capres) harusnya lebih mengedepankan tawaran jalan keluar terhadap problematika bangsa secara substantif, salah satunya mencari jalan keluar terhadap konflik agraria yang sampai saat ini belum kunjung usai.
Dokumentasi rekaman yang merupakan pesan dari masyarakat adat, petani, buruh, nelayan dari berbagai daerah, dikumpulkan dan direkam menjadi satu wujud harapan, yang akan disampaikan kepada presiden terpilih nanti.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...