Diskusi Telenovela KPK - Polri
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar mengatakan sebaiknya Polisi Republik Indonesia (Polri) berbenah diri dan mengakui adanya kekurangan. Hal itu disampaikan dalam diskusi bertajuk “ Telenovela KPK – Polri “ di Jalan Cikini Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (2/5).
Haris menambahkan jika dalam kasus yang disangkakan terhadap pimpinan dan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan penyidik Novel Baswedan seharusnya Polri bisa menarik ke belakang apakah waktu tahap penyeleksian di panitia seleksi (Panel) benar-benar bersih.
Polri harusnya mengakui bahwa ketiga orang tersebut memiliki kelakuan baik sebagai lampiran untuk mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK. Harusnya tim panelnya yang dipanggil untuk dimintai keterangan kenapa Abraham Samad dan Bambang Widjojanto bisa lolos seleksi, ujar Haris. Jika memang kedua pimpinan tersebut terbukti mempunyai tindak pidana kenapa lolos, sementara yang mengeluarkan keterangan surat kelakuan baik itu siapa? Ya polisi juga. Haris menambahkan harusnya polisi juga konsisten dalam penegakan hukum, dan memperbaiki sistem.
Hadir dalam diskusi Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Arsul Sani, Ketua Perhimpunan Magister Hukum Indonesia Fadli Nasution, dan Koordinator KontraS Haris Azhar yang memberikan pendapat terkait dengan fenomena antara lembaga penegak hukum KPK dan Polri.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...