Ditanya Jokowi Jumlah Utang, Nurjanah Jawab Plus Minta Foto
BIMA, SATUHARAPAN.COM – Seorang ibu bernama Nurjanah mendadak dipanggil Presiden Joko Widodo. Kesempatan itu pun tidak disia-siakan Nurjanah untuk foto bersama orang nomor satu di Republik Indonesia.
Peristiwa itu terjadi saat Jokowi tengah memberikan kata sambutan dalam acara peresmian Pasar Amahami, Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), hari Jumat (29/4). Nurjanah yang sehari-hari berdagang tomat di Pasar Amahami dipanggil lantaran Jokowi ingin melakukan sedikit perbincangan.
"Sehari bisa untung berapa rupiah?" tanya Jokowi.
Nurjanah pun menjawab, "100 ribu rupiah per hari”. Usai menjawab pertanyaan, ibu pedagang tomat di Pasar Amahami itu meminta foto bersama dengan Jokowi.
Jaga Pasar Tradisional
Selain itu, berdasarkan informasi yang disampaikan Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, lewat keterangan tertulis kepada satuharapan.com, di Jakarta hari Jumat (29/4), Jokowi sempat mengingatkan masyarakat Kota Bima agar menjaga pasar tradisional, jangan sampai kalah dengan mal.
Menurutnya, pandangan tentang pasar tradisional yang selama ini terkesan kotor dan jorok, perlahan akan berubah seiring dengan program revitalisasi pasar tradisional secara menyeluruh.
"Ke depan, saya minta jangan sampai yang namanya pasar tradisional kalah sama mall," kata Jokowi.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Republik Indonesia itu meminta masyarakat Kota Bima ikut memelihara pasar berbiaya 7 miliar rupiah yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Nasional (APBN) dan 900 juta rupiah dari Anggaraan dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bima itu.
"Saya titip Pasar Amahami, saya titip pasar tradisional kita biasanya becek, bau, tidak teratur, saya minta Pasar Amahami nantinya betul-betul jadi pasar yang penataan barangnya rapi, kalau hujan tidak becek, sehari-hari pada posisi bersih, dagangannya ditata baik,” ujar Jokowi.
Perlu Perbaikan Manajemen
Terkait dengan masih adanya sekitar 500 pedagang yang masih belum tertampung, Jokowi memerintahkan Menteri Perdagangan untuk menambah luas Pasar Amahami. Dia mengatakan, akan kembali mengunjungi Pasar Amahami untuk memeriksa hal tersebut pada tahun 2017 mendatang.
Jokowi pun sempat menegaskan bahwa pembangunan fisik tidak cukup untuk membuat pasar tradisional dapat berkembang. Perlu perbaikan manajemen, pengelolaan secara profesional dan modern.
"Kalau bisa dikoneksikan dengan kabupaten dan kota lain, contoh kemarin di Jakarta harga bawang mahal sekali, di sini harga bawang masih tengah, kalau dilarikan ke Jakarta, keuntungan petani di sini lebih baik," ujarnya.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, Gubernur NTB, Zainul Majdi, dan Wali Kota Bima, Qurais Abidin.
Editor : Eben E. Siadari
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...