Ditemukan 15 Kasus COVID-19, Taiwan Karantina 5.000 Orang
TAIPEI, SATUHARAPAN.COM-Sebanyak 5.000 orang di Taiwan harus dikarantina di rumah untuk mencegah penularan COVID-19 dari clusterdomestik yang terkait sebuah rumah sakit, kata menteri kesehatan pada hari Minggu (24/1).
Taiwan telah mengendalikan pandemi dengan baik berkat pencegahan dini dan efektif, dengan sebagian besar dari 890 kasus infeksi adalah kasus diimpor. Namun sejak 12 Januari telah menangani sejumlah kecil penularan domestik di rumah sakit.
Sementara itu, 15 orang yang terinfeksi sejauh ini di sebuah rumah sakit di kota Taoyuan, jumlah yang kecil dibandingkan dengan banyak bagian lain dunia. Namun, hal itu membuat pemerintah ketakutan, yang telah membatalkan banyak acara berskala besar terkait dengan Tahun Baru Imlek yang akan datang.
Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung, mengatakan kepada wartawan bahwa mereka akan menambah jumlah orang yang harus dikarantina di rumah selama 14 hari yang mungkin telah melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi dari clusterrumah sakit.
Dia menyebutkan jumlahnya sekitar 5.000 orang, dibandingkan dengan sekitar 1.300 orang yang saat ini berada di karantina.
Pemerintah telah mengetes semua orang yang telah di karantina, dan telah mengumumkan kasus baru di antara mereka setelah dikonfirmasi.
Taiwan memiliki sistem yang dikembangkan dengan baik untuk melacak mereka yang telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi dan jaringan pemantauan elektronik untuk memastikan mereka yang berada di karantina tetap di rumah.
Terlepas dari infeksi baru, Taiwan hanya mencatat 95 kasus aktif yang dirawat di rumah sakit. Pemerintah mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan rincian setiap infeksi baru. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...