Ditemukan Virus Flu Baru di China, WHO Akan Pelajari dengan Cermat
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan "membaca dengan seksama" sebuah studi dari China tentang virus flu baru yang ditemukan pada babi, kata seorang juru bicara pada hari Selasa (30/6).
Dia mengatakan temuan itu menggarisbawahi pentingnya pengawasan influenza selama pandemi COVID-19.
Virus flu baru yang ditemukan pada babi di China telah menjadi lebih menular ke manusia dan perlu diawasi secara ketat jika itu menjadi "virus pandemi," kata studi tersebut.
“Kami akan membaca makalah ini dengan seksama untuk memahami apa yang baru,” kata Christian Lindmeier dari WHO pada briefing di Jenewa. Dia mengatakan bahwa penting untuk berkolaborasi dalam penemuan dan mengawasi populasi hewan.
“Ini juga menyoroti kita tidak bisa membiarkan kewaspadaan kita terhadap influenza dan perlu waspada dan melanjutkan pengawasan bahkan dalam pandemi virus corona,” tambahnya.
Strain G4 dari H1N1
Sebuah tim peneliti China menemukan virus influenza yang ditemukan pada babi dari tahun 2011 hingga 2018 dan menemukan strain "G4" dari H1N1 yang memiliki "semua ciri penting dari virus pandemi kandidat," menurut makalah yang diterbitkan oleh jurnal Amerika Serikat, Prosiding Akademi Sains Nasional (PNAS).
Pekerja peternakan babi juga menunjukkan peningkatan kadar virus dalam darah mereka, kata para penulis, menambahkan bahwa "pemantauan ketat pada populasi manusia, terutama pekerja di industri babi, harus segera dilaksanakan."
Studi ini menyoroti risiko virus melintasi penghalang spesies ke manusia, terutama di daerah padat penduduk di China, di mana jutaan orang tinggal di dekat peternakan, fasilitas pemuliaan, rumah jagal dan pasar basah.
Virus corona yang menyebabkan pandemi COVID-19 di seluruh dunia diyakini berasal dari kelelawar tapal kuda di China barat daya dan bisa menyebar ke manusia melalui pasar makanan laut di kota Wuhan, tempat virus pertama kali diidentifikasi.
Studi PNAS mengatakan bahwa babi dianggap penting sebagai "kapal" untuk menghasilkan virus pandemi influenza dan menyerukan "pengawasan sistematis" dari masalah tersebut.
Virus baru yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah rekombinasi varian H1N1 2009 dan jenis yang pernah ditemukan pada babi.
Sementara virus mampu menginfeksi manusia, tetapi tidak ada risiko pandemi baru, kata Carl Bergstrom, seorang ahli biologi di University of Washington. "Tidak ada bukti bahwa G4 beredar pada manusia, meskipun sudah lima tahun terpapar secara luas," katanya di Twitter setelah publikasi surat kabar itu. "Itulah konteks kunci yang perlu diingat." (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...