Ditikam saat Parade Gay Yerusalem, Seorang Gadis Meninggal
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Seorang gadis remaja yang ditikam saat Parade Gay di Yerusalem meninggal pada hari Minggu (2/8) sore, menurut keterangan rumah sakit Hadassah University.
Shira Banki (16) berada dalam kondisi kritis sejak ditusuk pada bagian punggungnya dalam parade pada Kamis (30/7). Lima korban lainnya hanya menderita luka ringan.
"Shira ditikam hanya karena dia adalah seorang gadis remaja yang bahagia, penuh dengan cinta, dan datang mendukung teman-temannya untuk hidup mendapatkan hak mereka," ujar keluarga Banki.
Namun demikian, keluarga tidak menaruh kebencian dan justru akan lebih banyak lagi mengasihi dengan menyumbangkan organ tubuh Shira untuk menyelamatkan kehidupan orang lain.
Perdana Menteri Yerusalem, Benjamin Netanyahu, menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga Banki dan mengatakan bahwa putri mereka ditikam karena berani mendukung prinsip yang menurut setiap orang berhak untuk hidup dalam martabat dan keselamatan.
"Kami tidak akan membiarkan pelaku pembunuhan ini merusak nilai-nilai fundamental yang menjadi dasar masyarakat Israel," ujar Netanyhu.
"Kami mengecam upaya menanamkan kebencian dan kekerasan di tengah-tengah kita dan pelaku sepenuhnya akan berurusan dengan hukum," kata dia melanjutkan.
Tersangka pembunuhan, Yishai Schlissel, dari Modi'in Illit, telah menikan enam orang di parade itu Kamis (30/7). Sebelumnya pada tahun 2005, Schlissel telah menikam beberapa orang di parade yang sama. Ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas serangan itu. Hanya berselang tiga minggu pembebasannya, Schlissel melakuan perbuatan yang sama.
Shira mengalami pendarahan akibat luka di punggungnya. Hal tersebut menyebabkan tekanan darahnya menurun drastis dan kehilangan kesadaran, ujar Kepala Unit Rumah Sakit, Dr. Ofer Merin, kepada The Jerusalem Post, setelah kematian Shira diumumkan.
"Kami berhasil memulihkan dan menstabilkan tekanan darah dan menghentikan pendarahan, tapi kami tidak tahu berapa lama otaknya telah kehilangan oksigen," kata dokter.
"Tanpa suplai darah ke kepala dan otaknya, memang ada sedikit kemungkinan bisa selamat, tapi ternyata tidak bisa, dan dia meninggal. Keluarganya memutuskan akan menyumbangkan organ untuk transplantasi," kata Merin.
Setelah pengumuman kematian Shira, Pusat Studi Toleransi dan Martabat di Yerusalem (The Jerusalem Open House for Pride and Tolerance) mengatakan, pelaku yang menyerang Shira Banki menargetkan semua orang yang percaya pada keadilan masyarakat, bahwa baik laki-laki maupun perempuan dapat hidup bebas tanpa takut kekerasan dan penganiayaan.
Pusat Studi melanjutkan, "Pisau tidak akan menghentikan kita. Dengan bangga dan rasa sakit, dengan hati yang patah dan mata menangis, dengan mengenang Shira dan doa, kami akan terus berjuang di Yerusalem. "
Walikota Yerusalem, Nir Barkat, menyatakan kesedihan mendalam atas berita kematian Shira Banki dan berjanji untuk membuat ibukota Yerusalem menjadi sebuah kota yang lebih terbuka dan toleran.
"Pembunuhan gadis muda saat parade gay di Yerusalem ini adalah tindak pidana," kata walikota.
"Kami akan terus menjamin kebebasan berekspresi di kota ini. Kami akan terus mendukung semua kelompok dan masyarakat. Kami akan meningkatkan pendidikan dan toleransi bagi orang lain dalam sistem sekolah kami dan kami tidak akan terhenti oleh orang-orang yang mencoba untuk menghalangi," ujar dia melanjutkan.
Pihak kepolisian setempat mengatakan telah membentuk sebuah komite untuk mengungkap motif pembunuhan dan kemungkinan serangan baru yang akan terjadi.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...