Divonis Penjara Seumur Hidup, Koruptor Tiongkok Tersedu-sedu
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Liu Tienan, 60 tahun, menangis tersedu-sedu ketika pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepadanya, kemarin, atas dakwaan melakukan korupsi bersama putranya, Liu Decheng.
Mantan Kepala Badan Energi Tiongkok itu, didakwa menerima suap sebanyak 36 juta yuan (US$ 5,8 juta) sebagai imbalan atas persetujuannya meloloskan sejumlah proyek.
Liu Tienan merupakan koruptor kelas kakap terbaru yang mendapat hukuman berat di era Presiden Xi Jinping. Dalam dua tahun terakhir, Jinping gencar melancarkan kampanye antikorupsi demi meningkatkan basis kekuasaannya dan mencegah korupsi yang menurut dia, bisa mengikis legitimasi partai.
Sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg, (10/12), di Tiongkok saat ini lebih dari 80,000 pejabat dan pegawai negeri telah dihukum karena korupsi. Pekan lalu, Zhou Yongkang,72 yang dikenal sebagai pejabat paling ditakuti di Tiongkok karena kedudukannya sebagai kepala keamanan dalam negeri, ditangkap dengan tuduhan menerima suap, membantu anggota keluarga dan kroninya menjarah aset pemerintah dan membocorkan rahasia negara. Selama ini Zhou dianggap kebal dari jerat hukum. Namun langkah ini menjadi bukti bahwa di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping tidak ada yang dapat lolos dari penegakan hukum.
Hukuman seumur hidup bagi Liu tampaknya membuatnya sangat terpukul. Pengacaranya menilai hukuman itu berlebihan. "Liu mengakui hukuman yang ditimpakan padanya sangat berat," kata Li Fabao, pengacara Liu Tienan.
Pengacara tersebut membela kliennya dengan mengemukakan alasan yang mengesankan ingin meraih simpati.
"Dia (Liu Tienan) melakukan segalanya karena anaknya. Dia memanjakan anaknya, dan ia sangat menyesal, "kata Li Fabao.
Menurut data yang dilansir oleh situs pengadilan setempat, Liu Tienan bersama-sama dengan putranya, Liu Decheng, menerima sogokan dari tahun 2002 hingga 2012, dalam bentuk saham, mobil, uang tunai dan kedudukan semu untuk mendapatkan gaji besar tanpa bekerja.
Sejumlah kesaksian dalam pengadilan yang kemudian dapat dibaca di sosmed, menggambarkan bagaimana ayah dan anak itu melakukan korupsi. Dalam salah satu kasus, putranya memperoleh hadiah Nissan Teana setelah ayahnya menyetujui pabrik kimia yang menghasilkan polusi berat.
Pada kasus lain, Liu Decheng diberi kedudukan semu yang tidak memerlukan dia bekerja. Dari kedudukan itu ia memperoleh gaji 1,2 juta yuan sepanjang Juni 2007 dan Desember 2012 dari Denway Motor Ltd, sebuah perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa Hong Kong.
Liu mengetahui dua kasus ini dan memberi saran kepada anaknya agar setidaknya masuk kantor sesekali dan membuat laporan kepada bos, agar gaji yang dia peroleh tidak dianggap pemberian cuma-cuma.
Dalam persidangan di pengadilan, Liu Tienan berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa dirinya secara sukarela telah menyediakan segala informasi yang dibutuhkan untuk mengungkap kasus korupsi yang dikaitkan dengan dirinya.
Liu Tienan juga menekankan bahwa dirinya memilih untuk tidak mengajukan pembelaan secara hukum.
Membuat Jera
Zhuang Deshui, profesor untuk ilmu Administrasi Publik dari Peking University, mengatakan hukuman yang berat terhadap Liu Tienan dimaksudkan untuk memberi efek jera.
“Kasus Liu Tienan selalu high profile dan akan memiliki dampak yang besar,” kata Zhang. “Sehingga hukuman itu dijatuhkan tidak hanya berdasarkan perspektif hukum atas dasar tindakan kriminal, tetapi mempertimbangkan dampak setelah vonis itu diambil.”
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...