Djarot: Jangan Cederai Demokrasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta semua pihak agar tidak mencederai demokrasi yang dapat mengganggu kesatuan bangsa.
"Jangan di antara kita sesama warga saling menjelek-jelekkan saling mengolok-olokkan, menakuti. Kalau memang ada perbedaan pilihan tentukan saja pada 19 April 2017," kata Djarot di Jalan Kemuning 1 Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (20/3).
Dia mengatakan semua orang harus mengingat ideologi Pancasila yang menjaga persatuan dalam keberagaman.
"Ideologi kita Pancasila, demokrasi kita Pancasila," tuturnya.
Djarot mengharapkan semua pendukung pasangan nomor dua calon gubernur dan wakil gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat agar dapat meredam kemarahan jika ada yang mengejek-ejek mereka.
"Kalau diolok-olok sudah istighfar saja, doakan," tuturnya.
Djarot menuturkan agar semua pihak juga tidak mengganggu hak dan suara seseorang dan menebarkan fitnah dan kebencian.
Dia mengatakan tidak perlu memasang spanduk provokatif yang mengganggu kenyamanan dan ketenangan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Djarot menyosialisasikan rencana membentuk Kartu Jakarta Lansia (KJL) dan pasukan merah untuk merenovasi rumah kumuh.
Djarot mengatakan pihaknya berusaha untuk mewujudkan masyarakat Jakarta yang adil dan makmur.
"Kartu Jakarta lansia itu diperuntukkan bagi lansia saudara-saudara kita sendiri yang tidak mampu yang perlu mendapatkan bantuan. Usia yang bisa mendapatkan adalah di atas 60 tahun," ujarnya.
Djarot mengatakan warga pemilik KJL tersebut rencananya mendapat dana Rp 600.000 per bulan yang langsung disetorkan ke rekening penerima bantuan sehingga bisa digunakan untuk membeli kebutuhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya.
Penyaluran bantuan tersebut rencananya diakomodasi oleh Dinas Sosial Provinsi Jakarta.
"Yang bersangkutan masuk golongan tidak mampu punya KTP Jakarta itu persyaratannya," ujarnya.
Sedangkan "pasukan merah" akan dibentuk di tiap kelurahan yang beranggotakan 20 orang untuk mengganti atap rumah kumuh dengan baja ringan yang dapat berlantaikan keramik.
Djarot mendorong perbaikan musala agar membuat warga semakin nyaman menjalankan ibadahnya.
"Kalau ada musala yang tempat wudhunya jelek keramiknya jelek bisa dibedah," kata Djarot saat berbincang dengan warga jelang Pengajian Bulanan Majelis Taklim An Nisaa di Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Senin (20/3).
Dia mengatakan perbaikan musala itu sejalan dengan bedah rumah warga yang tidak layak huni.
Namun, program itu akan ditindaklanjuti setelah dirinya aktif kembali menjadi wakil gubernur DKI.
Saat ini, pihak tertentu seperti relawan dapat mendata warga yang tinggal di rumah kumuh ataupun lansia yang tidak mampu dan yang perlu mendapatkan bantuan. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...