Djarot: Natal, Tahun Baru dan Maulid Nabi Harus Aman
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan untuk menyambut Natal dan Tahun Baru, bersamaan dengan Maulid Nabi soal keamanan harus benar-benar diperhatikan supaya tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
"Kita mengantisipasi untuk menyiapkan supaya Maulid Nabi, Natal, dan Tahun Baru aman. Itu sudah ada petanya semua, saya menekankan kalau untuk peringatan Maulid Nabi dan Natal. Kami coba antisipasi pada saat massa keluar atau selesai kegiatan," kata Djarot saat menghadiri Rapat Koordinasi dalam Menyambut Natal 2015 Serta Perayaan Tahun Baru 2016, di Hotel Sultan Jakarta (Room Semeru) Jalan.Jend Gatot Subroto Jakarta Pusat, hari Senin (21/12).
Menurut Djarot kalau mereka selesai kegiatan baik, pada saat Takbir Akbar tanggal 24 dan selesainya acara di gereja, massa yang betul-betul cair harus diantisipasi dan dijaga. Kalau perlu ada pengawalan dari keamanan.
"Tanggal 25 ini kan hari Jumat, harus dijaga betul keluarnya Salat Jumat, keluarnya ibadah di gereja-gereja itu. Saya tidak tahu aturan di gereja. Saya kira ada jadwalnya. Kalau tidak salah gelombang 1, gelombang, 2, gelombang 3. Gelombang yang hampir bersamaan keluarnya dengan Salat Jumat, selesai Salat Jumat itu biasanya selesai sekitar pukul 12.30 sampai dengan13.00 WIB, kerumunan massa seperti ini kalau ada yang mengail di air keruh ya, ini mudah sekali terbakar. Ini sangat penting juga harus antisipasi berbagai dampak yang terjadi akhir-akhir ini yang tidak ada kepuasan sebagian masyarakat kita," kata dia.
Djarot mencontohkan seperti masalah penertiban Metro Mini, kalau ada yang tidak suka lalu berbuat jahat dan kemudian menunggangi ini, ini bisa terjadi, mereka yang merasa dirugikan tentunya akan berbuat sesuatu.
"Contoh juga, terjadi mudah-mudah tidak terjadi soal pergantian Ketua DPR Setya Novanto katanya ada dua kubu, ini potensi kerawanan-kerawan mudah-mudahan tidak terjadi maka dengan itu kita harus antisipasi menjelang Maulid dan Natal dan Tahun Baru," kata dia.
Untuk itu, kata Djarot untuk masalah keamanan di Ancol, TMII, Ragunan, untuk kesalamatan para pengunjung, sebulan yang lalu seperti kejadian di Paris itu bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk mengantisipasi soal keamanan.
"Sebulan yang lalu kejadian di Paris itu bisa menjadi pelajaran buat kita, berapa orang yang di Paris dengan keamanan seperti itu ke bobolan. Maka, kita perlu prosedur antisipasi itu. Jadi, untuk pengamanan di lokasi-lokasi yang banyak pengunjungnya, kemudian tentang persoalan penolakan-penolakan berbagai macam tempat beribadah seperti keberadaan gereja. Masjid juga harus dijaga atau tempat-tempat pengajian, yang Suni, tentu tidak sama dengan Syiah. Ada lagi Ahmadiyah. Yang penting kita jangan lalai," katanya.
Editor : Bayu Probo
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...