Djoko Santoso Optimistis Jadi Capres 2014
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Mantan Panglima TNI Jendral Purnawirawan Djoko Santoso menyatakan keyakinannya menjadi calon Presiden Indonesia 2014 meskipun belum memiliki kendaraan politik.
"Untuk mewujudkannya kita terus melakukan komunikasi politik. Akan ditentukan setelah pemilu legislatif. Saya yakin bisa karena biasanya terakhir-terakhir akan ada kejutan," kata Djoko Santoso saat melantik DPW Gerakan Indonesia Adil, Sentosa, dan Aman (ASA) Riau di Pekanbaru, Minggu (24/11).
Menjadi Presiden menurutnya adalah suatu pengabdian dan takdir Tuhan. Seakan-akan Tuhan menurutnya telah memanggil hati nuraninya untuk mengabdikan diri ke Bangsa Indonesia.
Djoko Santoso merupakan tokoh dengan latar belakang militer yang pernah menduduki jabatan strategis di tubuh TNI. Ia pernah menjadi Pangdam Pattimura, Pangdam Jaya, Wakasad RI, Kasad RI, dan terakhir Panglima TNI 2007-2010.
Djoko Santoso adalah tokoh sentral yang meredakan konflik SARA yang terjadi di Maluku. Saat itu ia adalah Pangdam Pattimura. Saat semua orang merasa konflik tersebut tak bisa diselesaikan, ia mampu menyelesaikannya hanya dalam waktu enam bulan.
Setelah masa pensiun Djoko Santoso membentuk suatu Organisasi Masyarakat bernama Gerakan Indonesia ASA (Adil, Sejahtera, Aman). Gerakan tersebut saat ini telah ada di 20 Provinsi di Indonesia.
Sedangkan di Riau sendiri baru saja dilantik pengurus Dewan Pemimpin Wilayah (DPW) yang merupakan Provinsi ke-sembilan dilantik. Djoko Santoso optimis dalam waktu dekat seluruh Provinsi Indonesia akan memiliki Gerakan Indonesia ASA.
Konsep Gerakan Indonesia ASA menurutnya adalah penanaman pola pikir atau konsep bagaiman menerapkan hidup bernegara yang adil, sejahtera, dan aman. Satu hal yang menjadi perhatiannya adalah menghilangkan sistem kapitalisme dan liberalisme yang terbukti memiskinkan rakyat.
Dalam pertarungan Capres nanti ia menganggap dirinya adalah seperti Satria Paningit. Ia akan muncul terakhir dan tidak diperhitungkan orang serta tak terliha ambisius. Tapi ketika Tuhan telah berkehendak, hal itu tidak dapat ditolak lagi. (ar)
Djoko Santoso mengatakan bahwa niatnya menjadi calon presiden adalah untuk melunasi utang sejarah sebagai anak bangsa.
"Saya akui saya Nyapres karena panggilan tugas untuk melunasi utang sejarah sebagai anak bangsa. Selama 35 tahun saya mimpin TNI belum cukup untuk lunasi utang sejarah," kata Djoko Santoso.
Menurutnya generasi 45 telah melunasi utangnya kepada bangsa Indonesia dengan memberikan kemerdekaan. Generasi sekarang ini menurutnya belum lagi bisa membayar utangnya kepada bangsa karena setelah 68 tahun merdeka masih banyak rakyat yang tidak sejahtera.
Hal ini terjadi menurutnya karena sistem Kapitalisme dan Liberalisme yang dipraktekkan selama kemerdekaan. Sistem tersebut membuat Indonesia terpecah belah menjadi dua golongan.
"Golongan itu adalah golongan kaya yang semakin kaya dan golongan miskin yang semakin miskin," katanya.
Pada zaman dulu saat masih ada kerajaan Siak di Riau, satu rupiah itu adalah 2,5 Dollar. Sekarang dengan sistem kapitalisme dan liberalisme meruntuhkan derajat Indonesia dimana 1 Dollar telah mencapai Rp 11 ribu lebih.
Indonesia menurutnya perlu kembali mengulang kejayaan tersebut. Pada abad ke-7 Sriwijaya menjadi kerajaan tangguh lalu diikuti oleh Majapahit. Djoko Santoso bertekad dengan kerja kerasnya sebelum 100 tahun Indonesia merdeka, Indonesia telah harus sejahtera.
Caranya tidak lain dan tidak bukan adalah kembali kepada Pancasila dan UUD 45 sekaligus membuang sistim Kapitalisme dan Liberalisme.
Meskipun belum ada kendaraan politik, ia yakin jika yang berbuat adalah panggilan tugas semua itu akan pasti terwujud tanpa harus berkoar-koar sebelum waktunya. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...