DK PBB Apresiasi Penarikan Pasukan Rusia di Suriah
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Dewan Kemanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa memandang keputusan Rusia untuk mulai menarik pasukan dari Suriah sebagai sebuah langkah positif, kata presiden dewan tersebut pada hari Senin (14/3).
Dewan Keamanan mendiskusikan pengumuman mendadak Rusia saat pertemuan terbatas ketika mereka juga mendengar laporan dari utusan PBB Staffan de Mistura mengenai babak baru perundingan damai yang dibuka di Jenewa.
“Keputusan tersebut baru saja diumumkan oleh presiden Rusia – itu adalah sebuah langkah positif,” kata Duta Besar Angola, Ismael Gaspar Martins, presiden dewan keamanan bulan ini.
“Itu apa yang ingin kami lihat,” tambahnya.
Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia akan mulai menarik sejumlah pasukannya dari Suriah mulai hari Selasa (15/3).
Putin mengatakan pasukannya telah mencapai tujuan militer mereka dan mengungkapkan harapan bahwa perjanjian damai akan menghasilkan penyelesaian untuk mengakhiri perang sipil selama lima tahun tersebut.
Oposisi Suriah Ingin Lihat Dampak
Sementara itu, oposisi utama Suriah memuji keputusan yang diumumkan pada hari Senin malam (14/3) untuk menarik pasukan Rusia dari negara yang didera perang tersebut, tetapi mengatakan bahwa mereka ingin menunggu dan melihat dampak perintah itu di lapangan.
“Kami harus memverifikasi hakikat keputusan ini dan maksudnya,” ujar Salem al Meslet, juru bicara oposisi Komite Tinggi Negosiasi (High Negotiations Committee/HNC) kepada wartawan di Jenewa.
“Jika ada keputusan untuk menarik pasukan (Rusia), itu adalah keputusan positif, dan kami akan melihat di lapangan (tetapi) apakah keputusan ini berarti menghilangkan pasukan atau hanya mengurangi jumlah pesawat di Suriah, (yang) harus kami periksa,” katanya.
Komentarnya disampaikan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin memerintahkan Kementerian Pertahanan untuk memulai penarikan pasukan Rusia dari Suriah.
“Semoga, kami (akan) melihat di lapangan, bahwa Rusia tidak berada di Suriah lagi,” ujar al Meslet, menekankan bahwa oposisi ingin “rakyat Rusia menjadi teman di Suriah tetapi bukan mitra dalam membunuh warga Suriah.”
Namun, ia menyuarakan kekhawatiran bahwa pengumuman Rusia bisa menjadi “sebuah trik.”
“Besok, kami akan melihat apakah keputusan ini dibuat untuk kepentingan rakyat Suriah atau hanya untuk kepentingan (Presiden Suriah Bashar) al Assad,” katanya. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...