DK PBB Kecam Kekerasan terhadap Wartawan
NEW YORK CITY, SATUHARAPAN.COM - Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi yang mengecam kekerasan dan kekejaman terhadap wartawan di seluruh dunia. Resolusi tersebut menyerukan pembebasan atas seluruh pekerja media yang diculik atau disandera.
Dalam sebuah pertemuan terbuka pada Rabu (27/5), seperti diberitakan nhk.or.jp, Wakil Sekjen PBB Jan Eliasson mengingatkan peningkatan jumlah wartawan yang dibunuh sejak 2006. Ia menjelaskan kepada Dewan Keamanan mengenai peningkatan ancaman terhadap wartawan oleh pelaku tindak kriminal serta kelompok-kelompok teroris di wilayah konflik di Timur Tengah dan Afrika.
Sekjen Organisasi Wartawan Tanpa Batas (Reporters Without Borders, Reporters Sans Frontieres/RSF), Christophe Deloire, mengatakan lebih dari 90 wartawan dibunuh sejak tahun lalu. Ia merujuk kepada wartawan Jepang Kenji Goto dan wartawan AS James Foley, yang dibunuh kelompok IS.
Organisasi itu sedang menyerukan pembebasan wartawan Amerika, Austin Tice, seperti dapat dilihat di situs web resminya. Tice dilaporkan hilang di Suriah pada 2012, dan diyakini masih hidup. “Help us to bring him safely home”, demikian seruan RSF.
Hukum Internasional Keamanan Wartawan
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di Kota New York itu, Christophe Deloire memuji adopsi bulat dewan pada Rabu (27/5) tentang perlindungan wartawan dalam konflik bersenjata. Pada saat yang sama, ia menyerukan langkah-langkah konkret untuk menjamin pelaksanaan hukum internasional tentang keamanan wartawan.
"Ini adalah hari bersejarah untuk perlindungan wartawan dan juga, kami berharap, untuk kebebasan informasi," kata Deloire, di hadapan wakil dari 15 negara anggota Dewan Keamanan dan sekitar 50 negara anggota PBB lainnya, seperti dikutip en.rsf.org. Sekjen PBB, pada bagian lain, memuji kinerja RSF.
Resolusi 2222 (2015) merupakan yang pertama diadopsi Dewan Keamanan untuk subjek penting perlindungan wartawan dalam konflik bersenjata sejak Resolusi 1738 Tahun 2006.
Deloire diundang Dewan Keamanan untuk menghadiri pertemuan itu, bersama Wakil Sekjen PBB Jan Eliasson dan Mariane Pearl, janda dari Daniel Pearl, wartawan Wall Street Journal yang dibunuh di Pakistan ketika sedang menjalankan tugasnya pada 2002.
Editor : Sotyati
Kapal KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 Berikan Layanan Keseh...
PORT MORESY, SATUHARAPAN.COM-Kapal Rumah Sakit KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991, yang tergabung dala...