Dokter: Atasi Stress Akibat COVID-19 Membatasi Informasi
MEDAN, SATUHARAPAN.COM – Seorang dokter spesialis kejiwaan mengingatkan, kekhawatiran dan kepanikan yang berlebihan dalam menghadapi pandemi COVID-19 dapat mengakibatkan stres, cemas, gelisah, atau bahkan marah.
"Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengendalikan atau membatasi informasi yang diterima," kata pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) Sumatera Utara, Dessy Mawar Zalia, di Medan, Senin (13/4).
Ia mengatakan, untuk menghadapi stres itu yang bisa dilakukan adalah membatasi informasi. Artinya mencari informasi yang sumbernya jelas, sehingga informasi yang didapatkan adalah informasi-informasi yang tidak berlebihan.
Kedua, apabila sudah mengalami cemas atau khawatir yang berlebihan, kata Dessy, bisa melakukan teknik relaksasi, yaitu dengan cara latihan pernapasan atau melakukan meditasi.
Bisa juga melakukan olahraga secara teratur, seperti yoga untuk merelaksasikan tubuh, mengurangi rasa cemas ataupun gelisah yang berlebihan.
Selanjutnya, yang ketiga, membatasi aktivitas untuk beberapa saat terakhir ini.
Namun, jika tetap mengalami cemas atau gelisah yang berlebihan, dianjurkan menghubungi orang-orang terdekat atau orang yang dipercayai dengan tetap menjaga jarak, yaitu melalui telepon ataupun media sosial.
Disampaikan juga, stres, pikiran yang terganggu atau perasaan yang tidak nyaman, bisa menimbulkan gejala-gejala fisik yang disebut dengan psikosomatik, seperti merasa lemas, mudah lelah ataupun badan terasa pegal, mual ataupun muntah.
Apabila gejala psikosomatik ini bertahan dan tidak bisa diatasi, bisa mengakibatkan gangguan jiwa.
"Oleh karena itu, kita harus tetap selalu merasa nyaman dan menghilangkan pikiran-pikiran yang bisa mengganggu yang akan menyebabkan psikosomatik,” katanya.
Dessy pun memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan jiwa pada saat ini, di antaranya mengenai cemas atau khawatir berlebihan ini masih dalam batas normal.
Tetap jangan panik dan carilah bantuan dengan berbicara kepada orang terdekat atau yang dipercayai.
"Kemudian, selama tinggal di rumah, harus tetap menjaga pola hidup yang sehat. Tetap mengonsumsi makanan yang bergizi, tidur yang cukup, selalu melakukan olahraga secara teratur ataupun melakukan aktivitas fisik, mungkin tiga sampai lima kali seminggu yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga," katanya. (Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...