Dokter Australia Tujuh Tahun Disandera Ekstremis Islam di Afrika Barat
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM-Seorang dokter Australia berusia 88 tahun yang disekap oleh ekstremis Islam di Afrika Barat selama lebih dari tujuh tahun telah dibebaskan dan telah kembali ke Australia.
Ken Elliott aman dan sehat dan dipertemukan kembali dengan istri dan anak-anaknya pada hari Kamis (18/5) malam, kata Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong.
"Saya sangat senang untuk memberi tahu bahwa Dr. Ken Elliott, yang telah disandera di Afrika Barat selama tujuh tahun, telah dipersatukan kembali di Australia dengan keluarganya," kata Wong kepada wartawan di Sydney.
Elliott dan istrinya diculik di Burkina Faso, tempat mereka menjalankan klinik medis selama empat dekade. Jocelyn Elliott dibebaskan tiga pekan kemudian. "Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan semua yang terus mendoakan kami," kata keluarga Elliott dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh departemen Wong.
"Kami mengungkapkan kelegaan kami bahwa Dr. Elliott telah bebas dan berterima kasih kepada pemerintah Australia dan semua yang telah terlibat dari waktu ke waktu untuk menjamin pembebasannya," demikian pernyataan keluarga.
Tidak Ada Uang Tebusan
Wong mengatakan tidak ada uang tebusan yang dibayarkan untuk mengamankan kebebasan Elliott, tetapi tidak ada detail lain yang diungkapkan tentang pembebasannya. Media melaporkan dia dipertemukan kembali dengan keluarganya di Perth, kota pantai barat tempat dia berasal.
“Pada usia 88 tahun, dan setelah bertahun-tahun jauh dari rumah, Dr. Elliott sekarang membutuhkan waktu dan privasi untuk beristirahat dan membangun kembali kekuatannya,” tambah keluarga tersebut.
Kelompok militan Islam di balik penculikan itu, Al Qaeda di Maghreb Islam, menjadi terkenal sebagian besar melalui operasi penculikan untuk uang tebusan yang menargetkan pekerja bantuan asing dan turis.
Pada hari pasangan Australia itu diculik, tanggal 15 Januari 2016, 30 orang tewas dalam serangan ekstremis di ibu kota Burkina Faso, Ouagadougou. Sayap Al Qaeda Afrika Utara mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan serangan penting lainnya di Afrika Barat beberapa bulan sebelumnya, termasuk menewaskan 20 orang dalam serangan di sebuah hotel di ibu kota Mali, Bamako.
Elliotts diculik di dekat kota Djibo di Burkina Faso utara, dekat perbatasan dengan Mali dan Niger.
Jocelyn Elliott dibebaskan di negara tetangga Niger. Presiden Niger saat itu, Mahamadou Issoufou, telah bekerja dengan dinas intelijen Burkina Faso untuk mengamankan pembebasannya, kata kantornya saat itu.
Australia tidak membayar uang tebusan untuk menjamin pembebasan Ken Elliott, kata Wong. “Pemerintah Australia memiliki kebijakan yang jelas bahwa kami tidak membayar uang tebusan,” kata Wong.
“Apa yang telah kami lakukan selama tujuh tahun terakhir adalah memastikan bahwa kami bekerja sama dengan pemerintah lain dan otoritas lokal terkait dengan Dr. Elliott,” tambahnya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...