Dolar Menguat Didorong Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Fed
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Kurs dolar Amerika Serikat menguat secara luas terhadap sebagian besar mata uang utama di Asia, hari Jumat (11/12), karena pertemuan Federal Reserve semakin dekat dengan para pembuat kebijakan diperkirakan mengumumkan kenaikan suku bunga yang lama ditunggu-tunggu.
Bank sentral AS, Federal Reserve, tampak hampir pasti akan mengumumkan kenaikan suku bunga pinjaman mendekati nol pada pertemuan minggu depan -- yang pertama dalam sembilan tahun -- didukung pemulihan kuat di ekonomi terbesar dunia itu.
Sebuah kenaikan suku bunga merupakan nilai tambah bagi dolar, yang terpukul gelombang penjualan minggu ini karena penurunan harga minyak dan kekhawatiran tentang ekonomi global mengirim para investor beralih ke yen, sementara euro terangkat oleh langkah-langkah stimulus zona euro yang mengecewakan.
Ada juga spekulasi bahwa langkah kebijakan The Fed yang dengan semangat diantisipasi, sudah dihargakan ke dalam dolar setelah kenaikan selama berbulan-bulan.
"Ada beberapa tanda-tanda positif bahwa mungkin yang terburuk dari aksi jual sebelum kenaikan suku bunga mungkin di belakang kami," Angus Nicholson, seorang analis pasar dengan IG Ltd, mengatakan dalam sebuah komentar.
Suku bunga yang lebih tinggi menarik investor yang mencari keuntungan lebih baik pada aset-aset berdenominasi dolar.
Bank sentral Jepang (BoJ) juga akan mengadakan pertemuan kebijakan terakhir tahun ini pada minggu depan.
Tetapi revisi positif angka PDB kuartal ketiga telah mengurangi harapan untuk stimulus yang lebih besar.
Di Tokyo, dolar naik menjadi 122,10 yen dari 121,62 yen pada Kamis di New York, meskipun itu masih turun dari tingkat di atas 123 yen pada hari Senin.
Euro bergerak lebih rendah menjadi 1,0931 dolar dari 1,0939 dolar di perdagangan AS dan di atas 1,10 dolar pada Kamis, sementara itu naik menjadi 133,47 yen dari 133,04 yen.
Mata uang tunggal telah mempertahankan sebagian besar keuntungannya yang dibukukan setelah Bank Sentral Eropa (ECB) pekan lalu mengumumkan revisi stimulus yang turun jauh dari harapan.
"Bank-bank sentral semua berharap pengetatan segera The Fed akan melemahkan mata uang domestik mereka terhadap greenback," Mansoor Mohi-uddin, analis pasar senior di Royal Bank of Scotland, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Mereka menahan pemenuhan harapan pasar untuk pelonggaran lebih lanjut."
Yuan Tiongkok, atau renminbi, merosot lebih lanjut karena Beijing berjuang dengan arus keluar modal dan pelambatan ekonomi.
Unit berada di 6,4504 yen terhadap dolar dibandingkan 6,439 yen dan jauh dari 6,395 yen pada awal pekan.
Mata uang yang terkait minyak terpukul karena harga minyak jatuh lagi dengan ringgit Malaysia turun 0,22 persen terhadap dolar. Namun, greenback tergelincir terhadap beberapa mata uang negara berkembang yang lebih berisiko.
Baht Thailand naik tipis 0,15 persen, dolar Taiwan bertambah 0,10 persen dan won Korea Selatan menguat 0,07 persen. (AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...