DPR Dorong Kemlu Jadi “Solusi” Dunia Islam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Komisi I DPR mendorong Kementerian Luar Negeri memainkan peran berpengaruh secara geopolitik dalam tema-tema dunia Islam yang menawarkan alternatif solusi untuk mencegah benturan peradaban.
Demikian bunyi salah satu poin kesimpulan dalam Rapat Kerja Komisi I DPR dengan Kemlu yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/2).
Ditemui usai rapat kerja tersebut berlangsung Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Abdurrahman Mohammad Fachir menjelaskan Indonesia sebagai negara muslim terbesar dan akrab disebut negara Islam pluralis harus berperan dalam merubah pemahaman negara lain bahwa Islam adalah negara yang sering melakukan perusakan.
Sebab, menurut dia, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki keberagaman tapi bertoleransi tinggi dan mempunya tradisi dialog.
“Kita negara muslim terbesar, kita juga adalah negara Islam pluralis, kemudian salama ini Islam sering dipahami sebagai agama yang melakukan perusakan. Jadi, sebagai bangsa yang dinilai memiliki keberagaman dan bertoleransi tinggi, Indonesia harus bisa mengambil posisi di sana,” kata Abdurrahman saat Rapat Kerja Komisi I DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan.
Selain itu, dia menambahkan, Indonesia juga diharapkan bangsa lain bisa menjadi model sekaligus solusi dalam menyikapi perbedaan, baik itu dalam budaya maupun peradaban.
Menurut dia, sebenarnya hal tersebut telah dilakukan oleh Indonesia dan digunakan sebagai salah satu alat soft diplomacy. Abdurrahman mencotohkan, Indonesia memiliki beberapa kegiatan, seperti dialog lintas agama, sebuah forum yang melibatkan 25 negara sebagai peserta. “Tidak ada negara di dunia ini, yang punya dialog lintas agama dengan jumlah negara sebanyak itu,” ujar Wamenlu.
Pada tingkat ASEAN, Abdurrahman menyampaikan Indonesia sering ditunjuk sebagai tuan rumah atau penyelenggara ajang yang mempormosikan dialog antar lintas agama. Bahkan, kata dia, Indonesia memiliki kegiatan yang diselenggarakan untuk para pemimpin agama di masa depan, lalu acara Aliansi Peradaban Dunia (UNAOC Global Forum) yang berlangsung di Bali pada tahun 2014.
“Artinya, kita tidak hanya dipercaya, tapi kita sudah menginisiasi,” kata dia.
Ke depannya, Abdurrahman melanjutkan, Kemlu diharapkan bisa mengirim ataupun mendatangkan tokoh-tokoh agama dari berbagai dunia. Tujuannya, selain mendorong agar Kemlu menghadirkan solusi bagi persoalan Islamofobia yang terjadi di beberapa negara.
“Kita akan menyampaikan pada mereka, ini loh masyarakat Indonesia, jadi intinya kalau orang beragama baik maka akan jadi warga negara yang baik juga,” kata dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...