DPR Heran Pemerintah Tak Sikapi Kematian Balita di Papua
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Saleh Partaonan Daulay, menilai pemerintah pusat belum memberikan perhatian pada kasus kematian puluhan anak bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua. Seharusnya, melalui kementerian yang ada, pemerintah dapat menangani persoalan ini secara serius.
Selain Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), menurut dia, Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan berhubungan secara langsung. Jika tidak ditangani serius, persoalan ini dikhawatirkan semakin meluas.
"Kasus ini agak aneh. Walaupun balita yang meninggal sudah mencapai 32 orang, penyebabnya belum diketahui," kata Saleh dalam keterangan tertulis yang diterima satuharapan.com, hari Rabu (2/12).
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengaku khawatir kasus ini akan meluas, jika tidak segera ditangani. Pemerintah perlu membentuk tim khusus untuk meneliti kasus tersebut, demi mengetahui akar penyebabnya.
"Pemerintah harus menunjukkan keberpihakan pada masa depan anak-anak Indonesia, khususnya yang ada di Papua. Untuk itu, kita menunggu langkah-langkah konkret yang akan dilakukan pemerintah," ujar Saleh.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengirim tim ke Distrik Mbua, Kabupaten Nduga menyusul laporan 41 anak meninggal dunia akibat penyakit misterius dalam tiga pekan terakhir pada bulan November.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga Mesak Kogoya membenarkan kasus kematian puluhan anak akibat penyakit misterius di Kabupaten Nduga. Dari laporan yang dia terima, kasus kematian anak terjadi di dua distrik, yakni Distrik Mbua dan Distrik Mbulmu Yalma.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...