DPR: Pemerintah Harus Punya Banyak Akal Hadapi Imigran
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKB Syaiful Bahri Anshori mengatakan pemerintah harus mempunyai banyak akal menghadapi ribuan imigran ireguler asal Rohingya dan Bangladesh yang memasuki wilayah Indonesia.
"Pemerintah harus banyak akal karena pemerintah punya banyak mitra, seperti melibatkan pihak ketiga misalkan pengusaha-pengusaha kaya, bahkan ada ormas-ormas besar seperti Muhammadiyah dan NU," kata Syaiful dalam keterangan persnya di Aula DPP PKB, Graha Gus Dur Jalan Raden Saleh No 9 Jakarta Pusat, Jumat (22/5).
Menurutnya, NU dengan basis pesantrennya, sudah merespons baik untuk menampung Rohingya. Tak hanya itu ormas Muhammadiyah juga merespons untuk menampung Rohingya.
"Ormas-ormas tersebut harus direspons. NU punya 14.000 pesantren. Kalau setiap pesantren menampung satu orang saja Rohingya, itu sudah 14.000 bisa tertampung. Dan, Muhammadiyah juga memiliki puluhan ribu pesantren. Hal itu perlu direspons bersama-sama," kata dia.
"Kita tahu, Indonesia ini negara besar, negara ASEAN, karena itu sudah waktunya Indonesia bisa menggalang kekuatan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya ini. Kalau selama ini internasional, PBB, terlalu vokal ketika ada situasi perang di Timur Tengah, tapi kenapa (persoalan) Rohingya ini diam saja. Saya kira kita harus bergerak untuk menarik mereka supaya terlibat dalam (persoalan) Rohingya," dia menambahkan.
Menurut Syaiful, Pemerintah Indonesia juga harus membuat pemetaan rencana ke depan, karena mustahil pengungsi itu menetap selamanya. Pengungsi Rohingya harus kembali ke negara asalnya.
"Ada persoalan di dalam negara asal. Jadi, membuat pemetaan, bagaimana Rohingya bisa ditangani dan bisa dikembalikan ke negaranya," kata dia.
Syaiful mengingatkan Indonesia juga tidak mungkin menampung Rohingya selamanya, "Tidak mungkin. Ada tahapan yang kita lakukan sampai berapa bulan, sampai berapa tahun, dan apa sumber daya yang harus disiapkan untuk menangani Rohingya."
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...