DPR Siap Tolak Capim KPK “Titipan” Kepala SKK Migas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Taufiqulhadi, mengatakan tidak akan memilih calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Chesna Fizetty Anwar, bila nantinya masuk dalam daftar delapan besar nama yang akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan.
Menurut dia, Chesna adalah calon yang didukung oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang juga mantan pemimpin KPK jilid kedua, Amin Sunaryadi. “Sudah pasti kami lakukan. Kami tidak mau ada orang atau institusi tertentu yang mendukung capim tertentu. Bila benar, kami akan menolaknya,” kata Taufiqulhadi di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/8).
Politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) itu mengharapkan Panitia Seleksi calon pemimpin KPK tidak meloloskan nama kontroversial untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan bersama Komisi III DPR RI.
“Kepada Pansel KPK agar kritis. Tidak boleh terjadi seperti kuda troya, jadi pimpinan KPK tapi syarat kepentingan. Kalau ada dugaan-dugaan korupsi terhadap capim KPK, itu menjadi sebuah sikap kritis dari Pansel KPK. Komisi III DPR RI tidak ingin ada calon-calon yang kontroversial” kata Taufiqulhadi.
Dia menambahkan meskipun Chesna saat ini didukung oleh institusi atau seseorang, tapi yang berhak menentukan adalah DPR RI. “Kami tidak akan terpengaruh dengan dukungan sebuah institusi atau seseorang. Kami objektif. Karena itu bisa saja diback up atau tidak, tapi keputusan terakhir ada di DPR RI. Jadi tidak ada masala kalau sekarang ada yang memback up Chesna, kami juga sikap di DPR,” tutur Taufiqulhadi.
Wawancara Terbuka Chesna
Chesna sendiri telah menjalani wawancara terbuka bersama Pansel calon pemimpin KPK, Senin (24/8). Ketua Pansel calon pemimpin KPK, Destry Damayanti, sempat menanyakan keterlibatan Chesna atas suatu kasus yang terjadi pada tahun 2010.
Chesna yang selama wawancara cenderung tangkas menjawab pun sempat terdiam mendengar pertanyaan tersebut. Dia kemudian dirinya tidak memahami pertanyaan yang dilontarkan Ketua Pansel calon pemimpin KPK.
"Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin. Tahun 2010, saat Anda di KPK?" tanya Destry dalam wawancara calon pemimpin KPK di Gedung Sekretariat Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (24/8).
"Saat itu saya sudah keluar," ujar Chesna.
Sejumlah fakta kecil yang menarik terungkap ketika wawancara Chesna tengah berlangsung. Salah satunya terkait rekam jejak Chesna selama menjabat sebagai Direktur Pengawasan Internal KPK. Sebab, yang bersangkutan ditengarai tak melaporkan kewajiban pembayaran pajak selama beberapa tahun.
Namun ketika dikonfirmasi kebenarannya oleh salah satu anggota Pansel calon pemimpin KPK, Chesna membantah hal tersebut. “Saya tiap tahun melaporkan pajak saya, saya ada copy-nya,” ujar dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...