Dua Ekor Orangutan Berhasil Diselamatkan di Ketapang
KETAPANG, SATUHARAPAN.COM - Dua ekor orangutan berhasil diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang. Bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), BKSDA menyelamatkan dua orangutan itu di kebun karet warga di Dusun Pelansi, Desa Kuala Satong, Kabupaten Ketapang, pada Rabu (23/9) lalu.
Kabar tersebut dituangkan dalam keterangan pers tertulis Kepala BKSDA Kalbar SKW I Ketapang, Junaidi, Selasa (29/9) kemarin, dan dikutip borneonews.co.id.
Ia mengatakan, penyelamatan itu berawal dari laporan masyarakat setempat.
“Mereka melihat satu orangutan berusia sekitar tujuh tahun dalam kebun karet warga, Selasa (22/9), saat orangutan tersebut akan turun ke sumur untuk mencari air,” katanya.
Menurut Junaidi, turunnya orangutan mendekati permukiman warga lantaran hutan di sekitarnya terbakar. Orangutan diperkirakan kesulitan kembali ke hutan yang berjarak 700 meter dari kebun warga.
“Setelah mendapat laporan, kami mengamati perilaku satwa hingga siang hari, sekitar pukul 13.17 WIB. Kemudian induknya yang berumur sekitar 30 tahun datang mendekati anaknya, sehingga di lokasi yang sama ada dua orangutan,” kata Junaidi.
Bersama YIARI, penyelamatan orangutan dilakukan pada Rabu (23/9) pukul 04.00 WIB. “Lokasi translokasi di areal konservasi PT Kayong Agro Lestari setelah mendapat persetujuan mereka (PT Kayong Agro Lestari),” katanya.
Ini bukan kali pertama orangutan keluar dari habitatnya di musim kebakaran hutan dan lahan tahun ini. Pada 20 Agustus lalu, BKSDA Ketapang juga berhasil menyelamatkan seekor bayi orangutan dari kebakaran hutan di Kecamatan Seponti Jaya.
Bayi orangutan itu sempat dipelihara warga beberapa hari setelah ditemukan terpisah dari induknya dalam keadaan lemah.
Kebakaran Hutan Hanguskan Helipad Yayasan Penyelamatan Orangutan
Sementara itu, kebakaran besar kembali melanda kawasan hutan kelola Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa (29/9). Api berkobar cepat di lokasi bekas kebakaran dan kali ini menghanguskan landasan helikopter alias helipad.
“Helipad berjarak kurang dari 200 meter dari bangunan kantor dan tempat penimbunan bahan bakar. Titik kebakaran bahkan dekat dengan kandang-kandang orangutan,” kata juru bicara BOSF, Nico Hermanu, dikutip dari koranbabel.com.
Kebakaran berulang muncul di hutan kelola BOSF. Kawasan yang dipenuhi rumput, daun kering, juga jenis pakis-pakisan menjadikan kawasan itu mudah sekali terbakar dan merambat dengan cepat.
Kebakaran yang berlangsung pada tengah hari itu berhasil dilokalisasi gabungan tim pemadam kebakaran dari BPBD Kutai Kartanegara, Manggala Agni, PT Pertamina, hingga puluhan tentara dari Koramil dan Detasemen Kavaleri Kodam VI Mulawarman. “Kebakaran cepat dilokalisasi saat ini meski belum sepenuhnya dijinakkan,” kata Nico.
Kebakaran berulang secara sporadis menambah luas area kerusakan. Sebelumnya, pada 31 Agustus-1 September 2015, kebakaran menghancurkan 30 hektare hutan dan lebih 1.000 pohon rusak saat itu. Kemudian, kebakaran kembali terjadi pada 23-25 September 2015.
Pihak BOSF mengklaim, kebakaran merusak lebih dari 200 hektare lahan dan menghancurkan lebih dari 100.000 pohon batang keras berumur 10-15 tahun, seperti gaharu, meranti, bengkirai, hingga pohon buah seperti nangka. “Sedangkan kali ini helipad,” kata Nico.
BOSF, organisasi nirlaba yang fokus pada penyelamatan orangutan ini berdiri pada 1991. Berada di lahan seluas 1.852 hektare, saat ini BOSF memelihara tidak kurang 200 orangutan dari 700 ekor orangutan, yang mereka rawat di berbagai daerah. BOSF juga merawat hewan lain, yakni 46 beruang madu.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...