Dua Kapal Gandum Tiba di Pelabuhan Ukraina Setelah Rusia Keluar dari Kesepakatan
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Dua kapal kargo tiba di salah satu pelabuhan Ukraina pada akhir pekan, menggunakan koridor sementara Laut Hitam yang didirikan oleh Kiev menyusul penarikan diri Rusia dari perjanjian masa perang yang dirancang untuk memastikan ekspor biji-bijian yang aman dari pelabuhan negara yang diserbu tersebut.
Dua kapal curah berbendera Palau, Aroyat dan Resilient Africa, berlabuh pada hari Sabtu (16/9) di pelabuhan Chornomorsk di wilayah selatan Odesa, menurut pernyataan online dari Otoritas Pelabuhan Laut Ukraina.
Kapal-kapal tersebut merupakan kapal kargo sipil pertama yang mencapai salah satu pelabuhan Odessa sejak Rusia keluar dari perjanjian gandum.
Oleksandr Kubrakov, wakil perdana menteri Ukraina, mengatakan dalam pernyataan online pada hari Sabtu bahwa kedua kapal tersebut akan mengirimkan sekitar 20.000 ton gandum ke negara-negara di Afrika dan Asia.
Selama berbulan-bulan, Ukraina, yang perekonomiannya sangat bergantung pada pertanian, dapat mengekspor gandumnya dengan aman dari pelabuhan Laut Hitam berdasarkan kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turki untuk memastikan pengiriman yang aman.
Namun Rusia menarik diri dari perjanjian tersebut pada 17 Juli, dan para pejabat Kremlin berpendapat bahwa tuntutan mereka untuk memfasilitasi pengiriman makanan dan pupuk Rusia belum dipenuhi.
Setelah penarikan tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan akan menganggap kapal apa pun di Laut Hitam yang menuju pelabuhan Ukraina sebagai sasaran militer.
Sejak itu, Kiev berupaya mengubah rute transportasi melalui Sungai Danube, serta jalur jalan raya dan kereta api ke Eropa. Namun biaya transportasi dengan cara itu jauh lebih tinggi.
Beberapa negara Eropa menolak keras dampak harga gandum lokal, dan pelabuhan Danube tidak mampu menangani volume yang sama dengan pelabuhan laut.
Koridor sementara di Laut Hitam, yang diminta Kiev untuk diratifikasi oleh Organisasi Maritim Internasional, dibuka pada 10 Agustus ketika para pejabat Amerika Serikat dan Ukraina memperingatkan kemungkinan serangan Rusia terhadap kapal-kapal sipil.
Ranjau laut juga menjadikan pelayaran tersebut berisiko, dan biaya asuransi kapal kemungkinan besar akan mahal bagi operator.
Para pejabat Ukraina mengatakan koridor tersebut terutama akan digunakan untuk mengevakuasi kapal-kapal yang terjebak di pelabuhan Chornomorsk, Odesa, dan Pivdennyi di Ukraina sejak perang pecah. Kubrakov mengatakan pada hari Sabtu bahwa lima kapal telah menggunakan koridor tersebut untuk meninggalkan pelabuhan Ukraina.
Setelah membatalkan kesepakatan gandum, Rusia meningkatkan serangan di wilayah selatan Odesa, menargetkan infrastruktur pelabuhan dan silo gandum dengan rudal dan drone.
Pada hari Minggu, Komando Angkatan Udara Ukraina melaporkan serangan lain semalam di mana wilayah Odessa menjadi sasaran utamanya. Pasukan Rusia menembakkan 10 rudal jelajah dan enam drone Shahed buatan Iran, kata pernyataan itu.
Semua drone dan enam rudal ditembak jatuh, sementara sisanya menghantam fasilitas pertanian di wilayah Odessa. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...