Dua Kelompok Manusia Perahu Rohingya Mendarat di Aceh
BANDA ACEH, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 100 Muslim Rohingya yang bepergian dengan perahu kayu telah mendarat di pantai Aceh, Indonesia, kelompok kedua dalam beberapa hari yang tiba di sana.
Rombongan 61 laki-laki, 36 perempuan dan 22 anak-anak yang mendarat hari Rabu (16/11) pagi di desa Bluka Teubai kabupaten Aceh Utara dibawa ke balai nelayan dan akan tinggal di sana sambil menunggu informasi lebih lanjut dari pihak berwenang setempat, kata Nawafil Mahyudha.
Sekelompok 110 pengungsi Rohingya yang lemah dan lapar juga mendarat di kabupaten Aceh Utara pada hari Selasa (15/11) setelah melakukan perjalanan dengan perahu selama lebih dari sebulan. Mereka membidik Malaysia setelah keluar dari Myanmar namun terdampar di perairan Aceh.
Pada bulan Maret, 114 pengungsi Rohingya juga ditemukan di sebuah pantai di kabupaten Bireuen.
Ratusan ribu Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus 2017, ketika militer Myanmar melancarkan operasi sebagai tanggapan atas serangan oleh kelompok pemberontak. Pasukan keamanan Myanmar dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan, dan pembakaran ribuan rumah Rohingya.
Kelompok Rohingya telah berusaha meninggalkan kamp-kamp di Bangladesh melalui laut untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negara-negara mayoritas Muslim lainnya di wilayah tersebut. Malaysia telah menjadi tujuan umum kapal-kapal tersebut meskipun banyak pengungsi Rohingya yang mendarat di sana menghadapi penahanan.
Meskipun negara tetangga Indonesia bukan penandatangan Konvensi Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa tahun 1951, badan pengungsi PBB mengatakan bahwa peraturan presiden tahun 2016 memberikan kerangka hukum yang mengatur perlakuan terhadap pengungsi di atas kapal yang mengalami kesulitan di dekat Indonesia dan membantu mereka turun di negara tersebut. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...