Dua Lipa Kunjungi Anak-anak Pengungsi di Lebanon Bersama UNICEF
LEBANON, SATUHARAPAN.COM – Dua Lipa, penyanyi, penulis lagu muda populer asal Inggris, minggu ini ke Lebanon untuk mengunjungi anak-anak pengungsi.
Lebanon saat ini, seperti dilaporkan Blanche Baz dari Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF) Lebanon dalam unicef.org, menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah, separuh di antaranya anak-anak. Banyak di antaranya harus menghadapi kekerasan dan eksploitasi, dan berjuang untuk menerima perawatan kesehatan atau pendidikan yang memadai.
Lipa berbincang dengan anak-anak dan orang muda yang rentan tentang hambatan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari, dalam memperoleh pendidikan, dan dalam menemukan pekerjaan. Sebagai bagian dari kunjungannya, Lipa mengunjungi proyek-proyek yang dilaksanakan di permukiman Terbol di Lembah Bekaa oleh lembaga swadaya masyarakat Lebanon LOST (Organisasi Lebanon untuk Studi dan Pelatihan), sebuah organisasi mitra pemuda UNICEF.
“Anda dapat membaca tentang kondisi atau melihat tantangan yang mereka hadapi di televisi, tetapi Anda tidak akan benar-benar merasakan keadaan yang menyedihkan yang dihadapi pengungsi dari Suriah sampai Anda melihatnya sendiri,” kata Lipa.
“Tetapi hal yang paling menonjol yang saya lihat adalah harapan. Di Terbol, saya bertemu seorang gadis cantik bernama Yazee. Usianya 15 tahun. Dia memimpikan suatu hari kembali ke Suriah dan memulai bisnis kecantikan di bidang tata rias wajah. Setiap hari dia belajar dan berlatih, mempelajari keahliannya, berharap suatu hari dapat membuat mimpinya menjadi kenyataan,” ia menambahkan.
Lipa, pendukung UNICEF, juga mengunjungi anak-anak di Najedh Association, sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal, di kamp Bourj el Barajneh Palestina di Beirut, 14 April 2019. UNICEF, seperti dilaporkan VOA Indonesia, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan akses ke pendidikan formal bagi anak-anak Lebanon dan non-Lebanon.
Lipa, menurut laporan UNICEF, menghabiskan waktu bersama anak-anak Palestina dan Suriah yang menerima dukungan psikososial dan mengambil kursus pengembangan anak usia dini.
“Kami senang mendapat dukungan dari tokoh global seperti advokasi Dua Lipa untuk anak-anak yang rentan,” kata perwakilan UNICEF di Lebanon, Tanya Chapuisat.
“Ia bertemu dan memberdayakan orang-orang muda yang, seperti dia, memiliki ide dan energi untuk menciptakan dunia yang lebih baik, dan karena itu kami berterima kasih kepadanya karena memperkuat kisah dan impian para pemuda yang didukung UNICEF di seluruh Lebanon,” Chapuisat menambahkan.
Anak Imigran
Perjalanan itu adalah perjalanan pertama Lipa dengan UNICEF.
“Saya merasa beruntung diberi kesempatan, terutama karena saya dari keluarga imigran, lahir di Inggris, dan bisa meraih mimpi karena saya mendapat kesempatan itu, dan saya merasa setiap anak lain harus memiliki kesempatan agar bisa berada di tempat di mana mereka bisa berkembang dan menjadi yang terbaik dari diri mereka sendiri,” kata Lipa, yang tahun ini sukses meraih Grammy Award, penghargaan tertinggi di industri musik Amerika, untuk kategori pendatang baru terbaik.
Penyanyi kelahiran London ini adalah putri dari orang tua Kosovo-Albania yang melarikan diri dari konflik dan ketidakstabilan politik di wilayah Balkan pada tahun 1992. Keluarganya kemudian kembali ke Kosovo satu setengah dekade kemudian, pada saat Lipa berusia 11 tahun, setelah wilayah itu aman.
“Ini cerita pribadi. Orang tua saya melarikan diri dari daerah yang dilanda perang dan membangun kehidupan di tempat baru. Dan masing-masing anak-anak pengungsi yang saya temui memiliki orang tua seperti orang tua saya, yang telah mencoba membuat keputusan terbaik yang dapat mereka lakukan untuk keluarga,” kata Lipa.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...