Dua Napiter di Lapas Perempuan Yogyakarta Ikrar Setia NKRI
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dua narapidana tindak pidana terorisme (napiter) di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta berinisial SRT dan AS menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DIY Gusti Ayu Putu Suwardani dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis (30/3), menuturkan bahwa ikrar setia dua napi teroris itu berlangsung di Aula Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta pada hari Rabu (29/3).
"Dengan adanya pernyataan ikrar setia kepada NKRI menunjukkan bahwa dua warga binaan, saudara-saudara kita ini siap untuk mencintai dan berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bersama-sama menjaga Pancasila dengan menghargai perbedaan yang ada," kata dia.
SRT dan AS dalam ikrarnya menyatakan akan ikut melindungi persatuan dan kesatuan Indonesia dari aksi terorisme.
"Saya berjanji untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan akan melindungi segenap tanah air Indonesia dari segala tindakan-tindakan aksi terorisme yang dapat memecah persatuan dan kesatuan Indonesia," ucap SRT dan AS dalam ikrarnya.
SRT dan AS dalam ikrarnya juga menyatakan telah menyesali kesalahan dan tidak akan bergabung dengan kelompok teroris mana pun. Keduanya juga bersedia mengikuti program pembinaan dan deradikalisasi yang diselenggarakan oleh lembaga pemasyarakatan maupun instansi lain.
"Pernyataan ini saya sampaikan bukan karena saya berada dalam tekanan ataupun paksaan dari pihak mana pun, melainkan karena saya telah menyadari bahwa Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 tidak bertentangan dengan Islam dan pemahaman agama yang saya yakini," ujarnya.
Prosesi pernyataan ikrar diakhiri dengan pembacaan sila-sila Pancasila, serta penghormatan dan penciuman Bendera Merah Putih oleh kedua narapidana terorisme.
Kepada narapidana terorisme yang telah menyatakan ikrar setia kepada NKRI, Gusti Ayu berpesan agar keduanya terus berbuat baik dan menjadi pribadi yang terus meningkatkan kualitas dirinya.
Seperti tujuan sistem pemasyarakatan untuk membentuk warga binaan menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi kesalahan tindak pidana.
"Saya berpesan untuk selalu semangat dalam menjalani sisa pidana di dalam lapas. Teruslah berbuat baik, menyesuaikan diri, beradaptasi dengan lingkungannya, serta aktif dalam mengikuti semua kegiatan pembinaan yang dilaksanakan di dalam lapas," kata Gusti Ayu.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...