Dubes Afghanistan Desak PBB Jatuhkan Sanksi pada Taliban
Dia mengatakan Taliban banyak melakukan pelanggaran HAM, dan mungkin melakukan kejahatan perang.
PBB, SATUHARAPAN.COM-Duta Besar Afghanistan untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), bagian dari pemerintah dukungan Barat yang runtuh bulan lalu, pada hari Kamis (9/9) mendesak badan dunia itu untuk memberlakukan sanksi terhadap Taliban yang dia tuduh kemungkinan melakukan kejahatan perang.
Ghulam Isaczai, mantan pejabat PBB berpendidikan Amerika Serikat yang merupakan bagian dari kabinet presiden terguling Ashraf Ghani, tetap menjadi wakil Afghanistan di badan dunia itu meskipun Taliban mengumumkan pemerintah baru pada hari Selasa (7/9).
Berbicara pada sesi Dewan Keamanan tentang negaranya, Isaczai mendesak negara-negara untuk tidak mengakui pemerintah Taliban dan untuk menegakkan sanksi PBB yang ada terhadap para pemimpin yang disebutkan dalam kabinet sementara, termasuk pembatasan perjalanan internasional mereka.
Protes jalanan baru-baru ini, yang dibubarkan oleh para pejuang yang sejak itu melarang demonstrasi, adalah "pesan kuat kepada Taliban bahwa warga Afghanistan dari semua latar belakang dan kepercayaan tidak akan menerima sistem totaliter yang dikenakan pada mereka," kata Isaczai.
“Oleh karena itu, saya meminta Anda untuk menahan setiap pengakuan terhadap pemerintah mana pun di Afghanistan kecuali jika itu benar-benar inklusif dan dibentuk atas dasar kehendak bebas rakyat,” katanya.
Setiap pelonggaran larangan perjalanan "akan disalahgunakan untuk tujuan mendapatkan pengakuan internasional untuk pemerintah non-inklusif baru mereka," katanya.
Dia menuduh Taliban melakukan "kekejaman yang meluas" di Lembah Panjshir, kantong perlawanan terakhir dalam pengambilalihan cepat pemberontak saat pasukan AS mundur.
“Taliban terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia, kemungkinan kejahatan perang, yang memperburuk situasi,” kata Isaczai.
“Mereka telah melakukan eksekusi yang ditargetkan, memutus jalur komunikasi dan memberlakukan blokade kemanusiaan yang mencegah pasokan makanan mencapai mereka yang membutuhkan.”
Dia mengatakan Taliban didukung oleh "pejuang teroris asing dan intelijen asing,” kemungkinan merujuk ke Pakistan, yang bentrok dengan pemerintah yang jatuh dan mendukung rezim terakhir kelompok itu pada 1996-2001.
Duta Besar juga bergabung dengan pejabat PBB dalam menyerukan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, yang menghadapi krisis ekonomi yang didorong oleh krisis uang tunai dan inflasi yang tajam saat dana asing mengering dan musim dingin mendekat.
“Sementara Taliban merayakan kemenangan mereka dengan menembakkan senjata mereka ke udara di jalan-jalan Kabul, bencana kemanusiaan sedang berlangsung,” katanya.
Keterusterangan Isaczai mencerminkan utusan PBB dari Myanmar, Kyaw Moe Tun, yang menuntut tindakan terhadap penguasa militer yang merebut kekuasaan pada Februari dan gagal mencoba untuk menyingkirkannya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Lebanon Usir Pulang 70 Perwira dan Tentara ke Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon mengusir sekitar 70 perwira dan tentara Suriah pada hari Sabtu (27/1...