Dukung Kashmir Merdeka, Pakistan Larang Siaran Terkait India
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM - Ketegangan antara Pakistan dan India semakin meninggi, menyusul sebuah pengumuman pemerintah Pakistan yang melarang radio dan televisi menyiarkan segala hal yang berkaitan dengan India.
Pada hari Rabu (19/10), Jawatan pemerintah Pakistan, Electronic Media Regulatory Authority, atau Pemra, mengumumkan pelarangan terhadap lagu-lagu India, film, acara sinetron berseri, dan semua siaran yang berkaitan dengan India. Sebelumnya, industri perfilman India melarang aktor- aktor Pakistan dalam film-film mereka. Asosiasi perfilman India juga menolak untuk memutar film yang menampilkan artis, penyanyi dan pemimpin musik dari Pakistan.
Menurut voaindonesia.com, Pakistan beralasan bahwa dekade "konsesi unilateral" yang sudah berlangsung selama satu dekade akan dibatalkan mulai 21 Oktober.
Pihak berwenang memperingatkan bahwa para pelanggar larangan tersebut akan menderita pencabutan izin penyiaran tanpa pemberitahuan.
Ini jelas akan berdampak, mengingat sumber pendapatan untuk sejumlah saluran radio dan televisi swasta yang beroperasi di Pakistan adalah dari film-film India.
Isu Kashmir Merdeka Picu Ketegangan India dan Pakistan
Pertengkaran India dan Pakistan terkait Kashmir memang sudah berlangsung lama. Saat ini tentara Pakistan dan India telah terlibat dalam tembak menembak yang terpencar-pencar di perbatasan Kashmir yang disengketakan yang disebut sebagai Garis Kekuasaan.
Ketegangan meningkat setelah serangan militan bulan lalu terhadap sebuah pangkalan militer di Kashmir- India, yang oleh New Delhi dituduh direncanakan di wilayah Pakistan.
Pakistan dan India berseteru tentang Kashmir yang menuntut kemerdekaan dari India. Tuntutan itu dengan terbuka telah didukung oleh Pakistan. Dubes Pakistan untuk Indonesia, Mohammad Aqil Nadeem, bahkan juga telah meminta dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Kashmir seperti dukungan Indonesia kepada Palestina.
Betapa memanasnya hubungan kedua negara, sampai-sampai bulan lalu, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif, dalam sebuah siaran televisi mengancam akan melenyapkan India dengan senjata nuklir jika mengobarkan perang.
Menurut catatan, India dan Pakistan sudah empat kali berperang terkait isu Kashmir yakni pada 1947, 1965, 1971, 1999.
"Kami akan hancurkan India jika mereka berani mengajak kita berperang. Militer Pakistan sudah siap menjawab tantangan India. Kalau situasi semakin memanas kami akan menggunakan senjata nuklir buat melenyapkan India," kata Asif kepada stasiun televisi Pakistan SAMAA.
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, bulan lalu mengatakan ia telah menyerahkan catatan atau dokumen tentang kebrutalan India di Kashmir kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Sharif juga telah menekankan pentingnya menyelesaikan masalah Kashmir. Ia mendesak Sekretaris Jenderal PBB untuk segera menerapkan resolusi tentang Kashmir yang diadopsi oleh seluruh pihak di badan dunia itu.
Resolusi itu, menurut Sharif, adalah mengadakan hak untuk menentukan nasib sendiri oleh rakyat Kashmir guna membuka jalan bagi perdamaian dan stabilitas di Asia Selatan.
Ia juga mengatakan sudah menginformasikan hal itu kepada pemimpin Amerika Serikat, Tiongkok, Inggris, Arab Saudi, Jepang, Turki, dan negara-negara lain tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Kashmir yang diduduki.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...