Ebola Hempaskan Ekonomi Guinea, Liberia, dan Sierra Leone
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Bank Dunia melaporkan perkiraan pertumbuhan ekonomi di tiga negara yang paling terkena dampak krisis Ebola menurun tajam hingga setengah miliar dolar AS (Rp 6,1 triliun).
Menurut sebuah rilis Bank Dunia tentang Dampak Ekonomi akibat Ebola pada Selasa (2/12), epidemi ini terus melumpuhkan ekonomi di negara Guinea, Liberia, dan Sierra Leone, dan diproyeksikan akan berlanjut hingga tahun depan.
Pada 2014 ini pertumbuhan Liberia 2,2 persen, di mana sebelum krisis Ebola 5,9 persen. Proyeksi 2014 untuk pertumbuhan ekonomi di Sierra Leone saat ini 4,0 persen, sebelum krisis 11,3 persen. Proyeksi 2014 pertumbuhan Guinea saat ini 0,5 persen, sebelum krisis 4,5 persen.
Dampak fiskal merupakan efek putaran kedua dari wabah virus ini yaitu keengganan investor untuk masuk, misalnya ekonomi Sierra Leone dan Guinea diperkirakan menyusut pada tahun 2015, dan Liberia diperkirakan akan turun setengah dari kecepatan pertumbuhan ekonominya sebelum krisis akibat Ebola.
Berdasarkan laporan 8 Oktober yang sekarang telah di-update Bank Dunia, ketiga negara tersebut sebelumnya telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan memasuki pertumbuhan babak pertamanya pada 2014.
Nol Kasus, Tujuan Masyarakat Internasional
Presiden Kelompok Bank Dunia, Kim Jim Yong memulai kunjungan ke Afrika Barat untuk menilai dampak epidemi dan mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk mencapai tujuan ‘nol kasus’ sesegera mungkin.
"Laporan ini memperkuat alasan mengapa nol kasus Ebola harus menjadi tujuan kami. Meskipun ada tanda-tanda keberhasilan, selama epidemi terjadi, dampak manusia dan ekonomi akan tumbuh lebih dahsyat. Masyarakat internasional harus melakukan segala yang kami bisa untuk membantu negara-negara yang terkena dampak, untuk kembali di jalan menuju pemulihan ekonomi dan pembangunan," kata Kim Jim Yong dalam siaran pers.
Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic mengatakan bahwa pertemuan untuk membahas pembangunan sistem kesehatan di negara-negara yang terkena dampak Ebola akan berlangsung pada 10-11 Desember 2014 di Jenewa, Swiss.
Akhir pekan ini, Markas Besar PBB dan Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) akan kembali mengadakan pertemuan khusus pada Jumat, 5 Desember 2014, untuk membahas secara mendalam dampak ekonomi dan sosial akibat Ebola di negara yang terkena dampak, dan juga negara lainnya. Pertemuan ini akan mempertemukan perwakilan tingkat tinggi dari negara-negara anggota PBB, organisasi internasional, masyarakat sipil, ahli kesehatan, akademisi dan sektor swasta.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), pada Selasa (2/12) telah mengumumkan bahwa Guinea, Liberia dan Sierra Leone, masing-masing akan menerima USD 500.000 untuk membantu menekan dampak yang berpotensi menghancurkan ketahanan pangan, mata pencaharian petani, dan dampak lainnya di daerah pedesaan. Dana tersebut akan digunakan selama 12 bulan untuk membantu lebih kurang 7.500 keluarga – sekitar 45.000 orang – di tiga negara yang ditargetkan itu.
Tim Bank Dunia juga melaporkan telah mengucurkan hampir USD 1 miliar untuk mendanai negara-negara yang paling terpukul akibat krisis Ebola, dana tersebut meliputi USD 518 juta untuk respon epidemi, dan USD 450 juta untuk mengaktifkan perdagangan, investasi, dan lapangan kerja di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. (un.org)
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...