Efek Kelud Bagi Kita Semua

Polisi mengecek kondisi mushola yang terendam lahar dingin di sekitar Sungai Konto, Kandangan, Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/2). Hujan yang turun di puncak Gunung Kelud pada Selasa (18/2) sore mengalirkan material lahar ke Sungai Konto, sehingga arus lalu lintas yang melalui jembatan tersebut ditutup. (Foto-foto: Antara)

Tunas buah Nanas tertutup material vulkanik di Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/2). Ribuan hektar lahan pertanian dan perkebunan rusak akibat letusan Gunung Kelud.

Petugas kepolisian melakukan pembersihan abu vulkanik di Kraton Yogyakarta, Selasa (18/2). Pemda DIY bersama masyarakat dan berbagai instansi terus melakukan pembersihan abu vulkanik dampak erupsi Gunung Kelud supaya aktivitas di Yogyakarta dapat berjalan seperti sedia kala.

Petugas membersihkan abu vulkanik Gunung Kelud di pelataran Candi Prambanan, Sleman, Jateng, Senin (17/2). Abu vulkanik erupsi Gunung Kelud yang menutupi candi itu menyebabkan Candi Prambanan harus ditutup sementara selama 1- 2 bulan ke depan untuk proses pembersihan.

Seorang warga Desa Kebonrejo menunjukkan Kartu Pengungsian saat didata di posko pengungsian Bencana Kelud di TK Budi Mulia Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (15/2). Pendataan terus dilakukan untuk menghindari warga pulang kembali ke rumah karena Kelud masih berstatus Awas.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gunung Kelud erupsi pada Kamis (13/2). Sejak itu, kehidupan masyarakat sekitarnya berubah drastis. Bukan hanya itu, dampaknya pun terasa hingga jauh ke barat: Yogyakarta, Surakarta, Semarang, hingga Bandung.

Banjir, gempa, tanah longsor, gunung meletus seperti tidak putus-putus di Indonesia. Ini saat masyarakat dan pemerintah Indonesia ‘bersahabat’ dengan bencana. Dengan tetap waspada dan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan bencana. Selain itu, perlu lebih cepat tanggap terhadap bencana yang telah terjadi.